Peluang Ahok Pimpin BUMN Energi Tuai Pro dan Kontra

Arief Kamaludin (Katadata)
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
13/11/2019, 20.36 WIB

Sedangkan untuk Pertamina, ia menilai yang cocok memimpin adalah mantan dirut-nya yang kini menjabat Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Dwi Soetjipto. Alasannya, Dwi memiliki pengalaman dan sukses memimpin di Pertamina.

"Saya kira lebih tepat Dwi Soetjipto ke PLN atau Pertamina. Kalau hanya di SKK Migas saja sayang," kata dia. Sedangkan untuk induk BUMN tambang Mind.id, ia menilai lebih cocok dipegang direksi dari anak usaha Mind.id.

Pendapat senada disampaikan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra P.G. Talattov. Ia menilai Ahok tidak cocok menjadi direksi BUMN. Sebab, pengalaman Ahok dalam korporasi minim.

"Menjadi seorang CEO harus memiliki background korporasi. Ditambah background bidang usaha BUMN itu sendiri," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai pemilihan dirut BUMN adalah hak prerogatif Menteri BUMN. Atas dasar itu, ia pun tidak mempermasalahkan bila Ahok dipilih memimpin BUMN strategis, termasuk BUMN energi.

(Baca: Luhut Anggap Ahok Layak Jadi Petinggi BUMN)

Ia mengatakan, Menteri BUMN pasti sudah mengetahui plus minus orang yang menjadi kandidat direksi BUMN. Jika kandidat yang dipilih tidak menunjukkan performa sesuai harapan maka hal itu merupakan tanggung jawab pihak yang memilih.

"Mau ditempatkan di mana pun silahkan, asal memberikan kontribusi yang terbaik. Silahkan saja saya kira," kata Komaidi.

Halaman: