Wika Gedung (WAGE), Wika Realty, dan Patra Jasa akan membentuk perusahaan patungan. Joint venture yang dinamakan Patra Wijaya Realtindo ini untuk mengembangkan proyek properti di atas lahan milik Pertamina di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Selatan.
Kepemilikan terbesar Patra Wijaya Realtindo yaitu Patra Jasa 60%, Wika Realty 30%, dan Wika Gedung 10%. Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo mengatakan, proyek properti yang dikerjakan perusahaan terdiri dari empat tahapan. Untuk tahap pertama yaitu pembangunan apartemen kelas premium yang akan dinamakan The Pakubowono.
"Ini sebuah properti dengan pasar khusus. Kami optimistis bisa merealisasikan proyek ini. Kami berperan sebagai kontraktornya," ujarnya dalam Public Expose di BEI, Jakarta, Selasa (17/9). Ia memproyeksikan belanja modal untuk konstruksi proyek tersebut sekitar Rp 2 triliun.
(Baca: Banyak Proyek Baru, Harga Saham Wika Beton Bisa Naik 2 kali Lipat)
Di luar proyek The Pakubowono, Wika Gedung mencatat pihaknya telah mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 5,2 triliun sepanjang Januari-September 2019. Jumlah ini 43% dari target yang sebesar Rp 11,98 triliun.
Sebanyak 11% dari kontrak baru tersebut berasal dari pemerintah, 60% dari Badan Usaha Milik Negara, dan 29% dari swasta. "Kami yakin target bisa tercapai, kami saat ini membidik proyek rumah sakit, hotel milik BUMN, proyek apartemen swasta, sarana olahraga," ujar Nariman.
Ia memaparkan kontrak baru yang diperoleh perusahaan di antaranya proyek Jakarta International Stadium (JIS) terbesar di Asia Tenggara, yang mampu menampung hingga 82.000 penonton. Proyek ini akan dikerjakan dalam waktu 26 bulan.
(Baca: WIKA Siapkan Berbagai Proyek untuk Dukung Infrastruktur Ibu Kota Baru)
Selain itu, proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang akan dilakukan selama 18 bulan. Kemudian, proyek Masjid Terapung di Bandung, Jawa Barat. Adapun proyek masjid ini dinilai cukup rumit sebab seluruh bangunannya menggunakan kaca dengan level ukuran yang berbeda-beda, dengan tinggi menara 90 meter.
Dengan perolehan kontrak baru tersebut maka total kontrak yang dihadapi (order book) Wika Gedung yaitu sebesar Rp 16 triliun atau 70,23% dari target order book tahun ini yang sebesar R 22,78 triliun.