Tambah Mesin, Indofood Siapkan Investasi Rp 530 Miliar

Arief Kamaludin/Katada
Indofood tower
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
20/2/2018, 18.29 WIB

Di sisi lain, laba operasi perusahaan juga tercatat meningkat 14,6% menjadi Rp 6,80 triliun dengan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh tipis sebesar 1,2% menjadi Rp3,28 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,24 triliun dan net margin turun menjadi 6,2% dari level 6,5%.

Presiden Direktur dan CEO Indofood Sukses Makmur Anthoni Salim menuturkan kondisi pasar belum membaik secara signifikan di kuartal III. Namun, permintaan barang konsumen yang bergerak cepat tetap terjaga, menyebabkan persaingan semakin meningkat. "Terlepas dari kondisi tersebut, kami mampu memberikan pertumbuhan di lini teratas dan laba operasi, " ujarnya dalam keterangan resmi.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini berpotensi mencapai 10%. Proyeksi ini meningkat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri pada kuartal III/2017 yang sebesar 9,46%.

(Baca juga :  Pengusaha Makanan Minuman Keluhkan Penjualan Terpukul Daya Beli Lemah)

Ketua GAPPMI Adhi S Lukman mengatakan, optimisme tersebut muncul mengingat pada 2018 akan dilakukan Pilkada Serentak di 171 wilayah. Menurut Adhi, peredaran uang lazimnya meningkat ketika tahun politik.

"Diharapkan dapat pula mendongkrak konsumi makanan dan minuman," kata Adhi di Kementerian Perindustrian, Jakarta,

Selain itu, terbitnya kebijakan deregulasi yang memudahkan pasokan bahan baku menjadi faktor yang akan mendukung pertumbuhan industri. Menurut Adhi, aturan tersebut seperti Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2017 mengenai Rekomendasi Impor Produk Holtikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 91 Tahun 2017 tentang Ketentuan Impor Produk Kehutanan.

"Itu memberikan kemudahan bagi para pelaku industri makanan dan minuman memperoleh impor bahan baku produksi dan kemasan," kata Adhi.

Meski begitu, Adhi menilai masih ada beberapa kendala untuk industri makanan dan minuman bertumbuh tahun ini. Penyebabnya, masih ada beberapa regulasi yang berpotensi mengganggu pertumbuhan industri makanan dan minuman.

"Masih ada beberapa pekerjaan rumah, misalnya terkait kebijakan ketersediaan bahan baku seperti garam, gula, daging sapi, susu yang masih terus menjadi polemik," kata Adhi.

Halaman:
Reporter: Michael Reily