JNE Tak Alami Pertumbuhan Logistik Sebesar Klaim Jokowi

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi (tengah) menyaksikan pelayanan pengiriman paket konsumen seusai meresmikan cabang utama Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (26/1).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
16/10/2017, 13.28 WIB

Sebelumnya, Jokowi memastikan tak ada penurunan daya beli masyarakat. Yang terjadi, menurut Jokowi, adalah pergeseran belanja masyarakat ke medium digital.

Jokowi mendasarkan penilaiannya kepada dua hal: penerimaan jasa kurir dan pajak dari sewa gudang yang sama-sama meningkat. Keduanya, menunjukkan pesatnya pertumbuhan e-commerce.  “Daya beli shifting dari offline ke online,” kata Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam rapat yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, 3 Oktober 2017 lalu.

Menurut data yang dia dapat, penerimaan pajak jasa perusahaan di bidang sewa gudang meningkat 14,7% dibandingkan tahun lalu. Fenomena ini merupakan hal yang sedang marak terjadi di dunia, termasuk Tiongkok. “Banyak toko yang tutup, tapi sewa gedung meningkat,” ujarnya.

Selain itu, pengiriman oleh jasa kurir meningkat sebesar 130% pada bulan September. Angka ini, kata Jokowi, didapat dari pengiriman PT Pos Indonesia dan jasa pengiriman swasta seperti JNE dan Tiki.

REVISI: Tulisan ini diperbarui pada tanggal 17 Oktober 2017, dari judul awalnya “Bos JNE Sebut Peningkatan Logistik Tak Sebesar yang Diklaim Jokowi”. Perubahan juga ada pada paragraf pertama dan kedua karena ada klarifikasi tambahan dari JNE.

Halaman:
Reporter: Michael Reily