Investasi Rp 1,5 Triliun, Perusahaan Eropa Akan Bangun Pabrik Makanan

KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
26/7/2017, 17.17 WIB

Lembong akan tetap berusaha untuk menarik investasi dari negara lainnya. Salah satunya adalah dari Tiongkok. Menurut Lembong, investasi dari negara tersebut terus meningkat secara kuantitas maupun kualitas.

Saat ini, perusahaan Tiongkok bukan saja mengincar investasi padat modal seperti pembangunan smelter dan infrastruktur tetapi juga ke sektor padat karya seperti pariwisata yang sangat strategis bagi Indonesia. (Baca: Laju Ekonomi Indonesia Semester II Diprediksi Capai 5,3 Persen)

"Partisipasi yang sangat efektif dari Pemerintah Indonesia dalam KTT Belt and Road di Beijing, Mei lalu, akan sangat membantu untuk terus mendorong pertumbuhan investasi dari Tiongkok dari segi jumlah maupun mutu," ujar Lembong.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis mengatakan, untuk terus meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, salah satu cara yang bisa diambil adalah dengan merevisi kembali Daftar Negatif Investasi (DNI), selain merevisi regulasi yang dinilai jadi penghambat investasi.

Menurutnya, kesadaran untuk merevisi DNI ini sudah terlihat dari Kementerian dan Lembaga yang ada. Dirinya pun berharap revisi DNI ini dapat selesai dengan cepat. "Kalau BKPM maunya cepat, tapi akan direvisi tahun ini," ujar Lubis.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian