Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan akan segera menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar perusahaan pelat merah melakukan sekuritisasi aset. Saat ini sudah ada dua BUMN yang siap mensekuritisasi asetnya, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro mengatakan, sekurtitisasi sebenarnya adalah upaya untuk mendapatkan dana segar. Perusahaan negara bisa menerbitkan efek dengan mengagunkan asetnya.
Dia menegaskan, penerbitan efek beragun aset (EBA) ini tidak sama dengan menjual aset milik BUMN yang secara tidak langsung juga dimiliki negara. "Jadi asetnya tidak pindah," ujar Aloy saat ditemui di Aula Fakultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta, Rabu (3/5). (Baca: Desak BUMN Jual Aset, Jokowi: Cara Pikir BUMN Jangan Kuno)
Rencananya ada dua aset dari dua BUMN yang akan segera disekuritisasi. Pertama adalah aset berupa jalan tol ruas Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) milik Jasa Marga. Menurut Aloy, sekuritisasi jalan tol tersebut cukup menjanjikan. Alasannya, setiap hari banyak kendaraan yang lalu lalang di ruas tol tersebut. Sehingga, target perolehan dana segarnya pun akan cukup besar.
"Karena minimum rata-rata 100 mobil, sekali masuk Rp 9.000 berati sudah Rp 900.000 coba dikalikan 365 hari. Kan sudah bisa diketahui berapa (pendapatannya)," ujarnya.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Aryani membenarkan rencana tersebut. Desi menjelaskan perusahaannya tengah memproses sekuritisasi atas pendapatan (future revenue back securities) di ruas tol yang sudah lama beroperasi, sehingga ada kepastian pendapatan dari aset tersebut. Sejauh ini, prosesnya sedang dalam administrasi perizinan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Dananya nanti untuk pembangunan jalan-jalan tol yang saat ini juga masih memerlukan investasi lebih dari Rp 70 triliun," ujarnya kepada Katadata. Namun, Ia enggan menjelaskan berapa dana yang diincar dari proses sekuritisasi ini.