Terdampak Corona, Bukit Asam Bakal Revisi Target Bisnisnya Tahun Ini

www.ptba.co.id
Ilustrasi alat berat di tambang batu bara. PT Bukit Asam akan merevisi target produksi dan penjualan batu bara jika pandemi corona bertahan hingga kuartal III 2020.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
4/5/2020, 19.38 WIB

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tengah mengkaji rencana untuk merevisi target produksi dan penjualan batu bara tahun ini karena terdampak penyebaran virus corona. Adapun target akan direvisi jika pandemi ini berlangsung hingga kuartal III 2020.

"Kami sedang mempelajari untuk merevisi target produksi dan penjualan pada 2020 ini. Berapa besaran angkanya, masih dalam kajian," Direktur Utama Bukit Asam (PTBA) Arviyan Arifin dalam konferensi pers secara virtual, Senin (4/5).

Dia mengatakan bahwa revisi ini merupakan langkah yang diambil oleh perusahaan jika kondisi penyebaran virus corona tidak berhenti hingga Oktober atau September 2020 ini. "Kami harus realistis dengan worst scenario," kata Aviyan menambahkan.

Sementara, jika penyebaran virus corona berakhir pada Juni atau Juli 2020, perusahaan tambang pelat merah ini merasa tidak perlu merevisi target produksi dan penjualan. Pasalnya, perusahaan bakal mengejar target 2020 pada semester kedua.

(Baca: Tertekan Penurunan Harga Batu Bara, Laba PTBA Kuartal I Anjlok 21,04%)

Arviyan pun optimistis pihaknya bisa mengejar target di paruh kedua tahun ini karena energi merupakan sektor yang paling cepat pulih dalam keadaan krisis. Pasalnya, kebutuhan akan energi tidak pernah berkurang.

"Oleh karena itu, kami harap Covid-19 segera bisa selesai pada Juli, sehingga kami tidak perlu merevisi target produksi dan penjualan," kata dia.

Strategi Jaga Kinerja di Masa Pandemi

Arviyan mengatakan, Bukit Asam bakal menjalankan beberapa strategi untuk menghadapi kondisi pandemi ini. Salah satunya dengan efisiensi biaya produksi batu bara. "Efisiensi ini menjadi kunci terpenting," ujarnya.

Untuk dapat mencapai efisiensi tersebut, Arviyan mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi dalam melakukan penambangan. Inovasi yang dilakukan seperti mencari lokasi baru yang memiliki stripping ratio lebih rendah. "Ini berdampak pada biaya penambangan supaya lebih efisien," ujarnya.

(Baca: Tiga BUMN Tambang Mulai Buyback Saham Secara Bertahap)

Selain itu, perusahaan dengan kode emiten PTBA ini mencari negara-negara ekspor batu bara baru. Pasalnya, Bukit Asam tidak bisa mengekspor seluruh batu bara ke beberapa negara langganan karena lockdown, seperti India.

"Memang India merupakan salah satu tujuan negara ekspor terbesar untuk batu bara kalori medium, termasuk Bukit Asam," kata Direktur Niaga Bukit Asam Adib Ubaidillah pada kesempatan yang sama.

Sebenarnya, Bukit Asam masih tetap bisa melakukan ekspor ke India meski negara itu lockdown. Namun, hanya dilakukan pada pelabuhan-pelabuhan tertentu saja yang membuat jumlah ekspornya tidak besar.

Dia mengatakan optimalisasi yang dilakukan untuk mencari pasar baru membuahkan hasil. Pada triwulan II 2020, perusahaan bakal mengekspor ke Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Hong Kong, dan Korea Selatan.

(Baca: Setelah Corona Berlalu, Ekspor Tiga Komoditas Diramal Naik Tahun Depan)

Mencari pasar ekspor baru, juga merupakan strategi substitusi karena permintaan batu bara di dalam negeri turun. Pasalnya, serapan energi listrik untuk industri turun sejalan dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Bulan April dan Mei, PLN (Perusahaan Listrik Negara) sudah mengajukan permintaan penurunan pembelian batu bara. Jumlahnya cukup signifikan dari PLN dan Indonesia Power," kata Adib.

Reporter: Ihya Ulum Aldin