Meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengizinkan pembukaan kembali pusat perbelanjaan atau mal pada 15 Juni, pelaku usaha tidak langsung optimistis ada lonjakan pengunjung.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memperkirakan, jumlah pengunjung tak akan langsung kembali normal seperti sebelum pandemi virus corona atau Covid-19.
"Kami memperkirakan nanti tingkat kunjungan akan mulai bergerak bertahap dan pertumbuhannya akan lambat," kata Alphonzus kepada Katadata.co.id, Kamis (4/6).
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran pandemi corona belum berakhir meski sudah ada pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ia pun memperkirakan, tingkat kunjungan baru kembali normal saat vaksin Covid-19 sudah ditemukan.
Oleh karena itu, ia memperkirakan kondisi usaha pusat perbelanjaan masih belum bisa pulih, meski sudah diperbolehkan untuk beroperasional kembali.
Meski begitu, ia menilai kebijakan pemerintah provinsi tersebut akan menggerakkan perekonomian di Jakarta. Para pengusaha pun telah mempersiapkan rencana pembukaan mal tersebut sejak beberapa waktu lalu.
(Baca: Pertokoan dan Mal di Jakarta Akan Dibuka Mulai 8 dan 15 Juni)
"Pusat perbelanjaan telah siap untuk beroperasional kembali setiap saat jika sewaktu-waktu diperbolehkan. Saat ini, kami menunggu keputusan Gubernur selengkapnya untuk mempelajari detail terkait ketentuan pembukaan" ujarnya.
Ia menambahkan, pusat perbelanjaan akan menerapkan protokol kesehatan selama era normal baru. Selain itu, setiap penyewa juga diwajibkan memiliki protokol kesehatan untuk diberlakukan di dalam area toko masing-masing sesuai dengan jenis dan kategori setiap toko.
Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI Jakarta bakal mengizinkan pertokoan dan mal atau pusat perbelanjaan kembali beroperasi pada fase transisi normal baru. Pertokoan retail yang berdiri sendiri (stand alone), bisa beroperasi mulai 8 Juni. Sedangkan mal, baru boleh dibuka pada 15 Juni dengan disertai ketentuan batasan pengunjung.
"Kapasitas tamu hanya boleh 50%. Semua pengaturan di dalam harus mengandalkan jarak 1 meter," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menggelar konferensi pers di Balaikota Jakarta, Kamis (4/6).
Untuk mengurangi potensi kerumunan banyak orang, kios-kios tesebut akan dibuka secara bergantian. Anies mengatakan, pihaknya akan menerapkan sistem ganjil genap bagi pemilik kios yang akan membuka usahanya
(Baca: PSBB Masuk Transisi, Anies Longgarkan Beberapa Kegiatan di Jakarta )