Berkat Keuntungan Selisih Kurs, Laba Darma Henwa Kuartal I Naik 156%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, aktivitas tambang batu bara. PT Darma Henwa Tbk mencatatkan kenaikan laba sebesar 156,94% ditopang keuntungan selisih kurs dan penghasilan bunga.
17/6/2020, 06.30 WIB

PT Darma Henwa Tbk membukukan laba bersih sebesar US$ 689.870 pada kuartal I 2020. Jumlah ini melonjak  156,94% dibandingkan realisasi laba bersih kuartal I 2019, yang sebesar US$ 268.491.

Dari sisi pendapatan, Darma Henwa mencatatkan kenaikan 23,99% pada kuartal I 2020 menjadi US$ 81,98 juta, dari sebelumnya US$ 66,11 juta pada kuartal I 2019.

"Mayoritas pendapatan ini diperoleh dari proyek-proyek jasa pertambangan batu bara perseroan," kata Corporate Secretary Darma Henwa Mukson Arif Rosyidi, dalam siaran pers, Selasa (16/6).

Selain itu, kinerja pendapatan juga ditopang oleh lini jasa pertambangan non-batu bara. Meski kontribusinya belum memberikan porsi signifikan, namun strategi perusahaan dalam pengembangan bisnis ke jasa pertambangan non-batubara, dikatakan Mukson, sudah berjalan dengan baik.

Ia menyebut, beberapa proyek jasa pertambangan non-batu bara yang berkontribusi terhadap pendapatan Darma Henwa antara lain, proyek jasa pengawasan pengerjaan konstruksi smelter PT Citra Palu Minerals, proyek pembuatan akses jalan, penambangan boxcut, dan uji industrial pengolahan mineral emas di tambang milik PT Aneka Tambang Tbk.

Di kuartal I 2020, Darma Henwa juga memperoleh proyek baru pada pertambangan lead-zinc di Dairi, Sumatra Utara, milik PT Dairi Prima Mineral (DPM). Proyek ini memiliki lingkup pekerjaan yakni earthworks, sipil/konstruksi, serta instalasi mekanikal dan elektrikal senilai US$ 23,5 juta.

Selain itu, perseroan juga mendapat tambahan pekerjaan berupa pembangunan retaining wall, serta jalan tambang dan site leveling di tambang milik DPM tersebut.

(Baca: Imbas Pandemi, Asosiasi Batu Bara Minta Relaksasi Royalti Sementara)

Namun, raihan pendapatan ini tertekan oleh peningkatan beban pokok pendapatan yang mencapai 29,98% pada kuartal I 2020. Hal ini membuat laba bruto Darma Henwa anjlok, dari sebelumnya US$ 3,1 juta pada kuartal I 2019, menjadi US$ 78.747 pada kuartal I 2020.

Kinerja Darma Henwa tertolong oleh adanya laba selisih kurs sebesar US$ 9,36 juta pada kuartal I 2020, berbalik dari sebelumnya rugi selisih kurs sebesar US$ 588.147 pada kuartal I 2019. Perseroan juga berhasil mencatatkan lonjakan penghasilan bunga sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, sebesar 300,98%.

Adanya kenaikan yang signifikan pada pos laba selisih kurs dan penghasilan bunga, membuat laba usaha Darma Henwa pada kuartal I 2020 tercatat sebesar US$ 6,65 juta.

Jumlah ini melonjak 692,01% dibandingkan capaian kuartal I 2019 yang sebesar US$ 839.704. Setelah dikurangi dengan beban keuangan dan beban pajak penghasilan, perseroan mencatatkan laba sebesar US$ 689.870 pada kuartal I 2020.

Dari sisi produksi, perseroan mencatatkan pertumbuhan produksi batu bara pada kuartal I 2020. Pengupasan tanah (overburden removal) mengalami kenaikan 27,78% menjadi 31,84 juta bank cubic meter (bcm) dibandingkan 24,92 juta bcm pada kuartal I 2019.

Kemudian, coal delivery Darma Henwa tercatat tumbuh 19,43% dari 3,54 juta ton pada kuartal I 2019 ke posisi 4,23 juta ton pada kuartal I 2020.

(Baca: Realisasi Produksi Batu Bara hingga Mei Baru Mencapai 42% Target)

Selanjutnya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/6), perseroan mengklaim hingga akhir Mei 2020 belum ada kegiatan operasional yang mengalami penghentian dan/atau pembatasan operasional.

“Sejauh ini, pandemi Covid-19 belum berimbas signifikan terhadap operasional, tenaga kerja, maupun keuangan. Namun, perseroan terus memonitor dan me-reviuw secara berhati-hati atas perkembangan Covid-19,” kata manajemen Darma Henwa, dikutip dari keterbukaan informasi.

Dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi corona, Darma Henwa melakukan langkah-langkah antisipatif. Di antaranya, memonitor dan mengantisipasi penyebaran Covid-19 di seluruh area operasional, dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat.

Kedua, terus memantau perkembangan produksi supplier ban berukuran besar maupun suku cadang alat berat lainnya yang disuplai dari rantai pasokan global. Hal ini dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap kinerja operasional, serta memastikan ketersediaan suku cadang yang memadai dan tepat waktu dari supplier.

“Selanjutnya kita menjalin hubungan yang erat dengan pemilik proyek dan supplier, serta  melakukan konsolidasi internal serta efisiensi biaya,” kata manajemen Darma Henwa.

Strategi lainnya, perseroan akan memaksimalkan komposisi pendapatan dari proyek yang memiliki kontribusi lebih besar, serta melakukan efisiensi biaya di segala bidang.

Kemudian, memanfaatkan peluang yang mungkin didapat dari kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan dan insentif pajak untuk penanganan pandemi corona.

(Baca: Kementerian ESDM Prediksi Harga Batu Bara Baru Mulai Naik Tahun Depan)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah