Laba Produsen Tekstil Sritex Turun 8%, Pasar Ekspor Tergerus Corona

sritex.co.id
Seorang pekerja menjahit pakaian militer di pabrik Sritex.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
30/7/2020, 22.19 WIB

Laba bersih produsen tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex pada semester I 2020 turun 8% menjadi US$ 49,83 juta atau setara Rp 732,44 miliar (kurs: Rp 14.700 per US$) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 54,15 juta.

Berdasarkan laporan keuangan Sritex semester I 2020 penurunan laba dipicu oleh turunnya penjualan sebesar 3,83% menjadi US$ 608,23 juta atau setara Rp 8,93 triliun dari US$ 632,44 juta pada semester I 2019. Penurunan terbesar berasal dari kegiatan ekspor yakni sebesar 11,93% menjadi US$ 332,64 juta dari US$ 377,69 juta.

Berdasarkan produknya, ekspor produk benang turun paling dalam sebesar 12,5% menjadi 125,35 juta, turun 12,5% secara tahunan dari US$ 143,26 juta. Begitu pula dengan ekspor pakaian jadi yang senilai US$ 90,99 juta atau turun 15,39% dari US$ 107,54 juta.

Meski begitu, total penjualan Sritex pada pasar dalam negeri pada semester I 2020 naik 8,18% menjadi US$ 275,58 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, dimana Sritex mengantongi penjualan US$ 254,74 juta.

Kenaikan penjualan di pasar lokal, terjadi pada produk pakai jadi, dimana Sritex berhasil mengantongi penjualan senilai US$ 83,97 juta pada semester I 2020 atau melonjak hingga 36,8% dibandingkan US$ 61,39 juta pada semester I 2019.

Kenaikan penjualan juga terjadi pada produk kain jadi pada pasar di dalam negeri. Pada enam bulan pertama tahun ini penjualannya US$ 65,71 juta atau naik 5,29% dari periode sama tahun lalu US$ 62,4 juta.

Meski begitu, pada produk lainnya, seperti benang, Sritex hanya mampu mengantongi penjualan di dalam negeri senilai US$ 108,03 juta atau turun 2,55% dari US$ 110,85 juta. Begitu pula dengan penjualan kain mentah hanya US$ 17,86 juta, turun 11,08% dari US$ 20,09 juta.

Sritex berhasil menekan beban pokok penjualan pada semester I 2020 menjadi US$ 497,49 juta atau turun 1,38% dari US$ 504,47 juta. Selain itu, beban penjualan juga tercatat senilai US$ 7,82 juta pada semester I 2020 atau turun 4,99% dari US$ 8,23 juta pada semester I 2019. 

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin