KLB Campak Terus Berulang, Jokowi Tawarkan Opsi Relokasi Warga Asmat

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) meninjau Jalur Trans Papua menggunakan motor trail sejauh 7 km di ruas jalan Wamena-Habema, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (10/5/2017).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
24/1/2018, 16.34 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi)  menawarkan opsi relokasi ke kota untuk mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat, Papua. Kasus penyakit campak dan gizi buruk di Papua itu tersebar di sejumlah wilayah termasuk Kabupaten Pegunungan Bintang dan terjadi berulang kali.

“Akan kami segera putuskan apakah mungkin perlu relokasi terbatas atau memerlukan infrastrukstur khusus,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/1) malam.

Jokowi membahas mengenai masalah campak bersama beberapa pejabat pemerintah daerah yakni Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Asmat Elisa Kambu, dan Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Nduga Wentius Nimiangge. Dalam pertemuan hadir pula Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

(Baca: Resmikan Pembangkit di Papua, Jokowi Curhat Kena Mati Lampu 3 Kali)

Sementara itu Bupati Asmat Elisa Kambu menilai bahwa upaya merelokasi warga Asmat ke tempat yang baru tidak dimungkinkan.

"Kalau relokasi ke tempat yang baru tidak mungkin, relokasi yang dimaksudkan Presiden adalah kita akan melakukan perbaikan pemukiman masyarakat di sekitar distrik, di kampung yang mereka tinggali itu," kata Elisa, seperti dikutip dari Antaranews.com.

Halaman: