Pemerintah akan memasukkan Tana Toraja di Sulawesi Selatan dalam daftar 10 kawasan wisata prioritas. Hal ini dikatakan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya usai rapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Arief menceritakan dimasukkan Toraja ini tidak lepas setelah pengalaman Kalla berkunjung ke Lolai, Kecamatan Kapala Pitu, Kabupaten Toraja Utara beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut Kalla sempat menikmati sarapan sambil menikmati panorama lolai yang terletak di pegunungan berselimut awan.
Arief menjelaskan usai kedatangan Kalla, angka kedatangan ke Lolai dan Toraja naik signifikan atau melebihi 1.000 wisatawan per hari. Inilah melatarbelakangi dimasukkannya Tana Toraja dalam daftar 10 destinasi wisata prioritas yang telah ada sebelumnya.
(Baca juga: Januari 2017, Kunjungan Turis Asing Melonjak 26,6 Persen)
"Jadi sekarang ada sepuluh plus satu," kata Arif di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (3/3).
Untuk itu, Arief mengaku sudah berkoordinasi langsung dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membenahi infrastruktur wilayah Toraja. Kedua kementerian pun setuju untuk segera membuat masterplan pengembangan infrastruktur Toraja.
"Rekan-rekan (Kementerian) PUPR juga sudah melaporkan (pengembangan Toraja)," kata Arief.
Untuk diketahui kebutuhan pembiayaan 10 destinasi wisata mencapai Rp 200 triliun hingga 2019 mendatang. Namun APBN yang mampu disediakan dari tahun 2015 hingga 2019 hanya Rp 30 triliun. Untuk itu, pemerintah akan mendorong swasta maupun BUMN untuk turut berinvestasi.
Di kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa Tana Toraja juga dipertimbangkan untuk mendapat bantuan dana dari Bank Dunia. Sebelumnya, hanya tiga destinasi wisata yang akan diusulkan untuk mendapat bantuan Bank Dunia yakni Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Danau Toba (Sumatera Utara), serta Borobudur (Jawa Tengah).
(Baca juga: Pengusaha Arab Urungkan Rencana Investasi di Kawasan Wisata
"Memang tadi ada usulan untuk memasukkan destinasi keempat," kata Darmin.
Bank Dunia sendiri, menurut Darmin telah berkomitmen menyediakan pinjaman sebesar US$ 200 juta atau setara dengan Rp 2,6 triliun pada Juni mendatang.