Kementerian PUPR Fokus Bangun Infrastruktur di Papua dan Perbatasan

Arief Kamaludin (Katadata)
28/10/2016, 12.40 WIB
Trans Papua (Kementerian PUPR)

Basuki mengatakan Mumugu merupakan area kawasan yang dilewati program Tol Laut. Makanya perlu ada infrastruktur darat juga ke daerah tersebut, sehingga perekonomian di sekitar daerah ini juga bisa tumbuh. Infrastruktur ini juga dibutuhkan untuk jalur distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke Papua. Kementerian PUPR menargetkan ruas Wamena-Mumugu bisa rampung pembangunannya akhir tahun depan.

(Baca: Badan Usaha Akan Wajib Bangun SPBU di Daerah Terpencil)

Secara keseluruhan proyek Trans Papua ditargetkan bisa selesai dalam dua tahun ke depan. “Kami targetkan bisa selesai 2018,” kata Basuki saat memaparkan capaia kinerja dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Bina Graha, Jakarta, Kamis (27/10).  

Selain pembangunan Trans Papua, Kementerian PUPR juga fokus membangun infrastruktur di wilayah perbatasan, yakni di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, termasuk juga Papua. Ada sembilan kawasan yang menjadi perhatian PUPR untuk dibangun pintu lintas batas di kawasan perbatasan, yakni Aruk di Kabupaten Sambas, Entikong di Sanggau, Sebatik Tengah di Nunukan, Long Apari di Mahakam Hulu, Nanga Badau di Kapuas Hulu, Motamasin di Kabupaten Malaka, Montain di Belu, Wini di Timur Tengah Utara dan Skouw di Jayapura.

Targetnya pembangunan pintu lintas batas tersebut bisa selesai tahun ini. "Pintu lintas batas ini untuk bangun ekonomi di perbatasan untuk bangun pasar-pasar, untuk jadikan aktifitas di sana, untuk jadi kawasan ekonomi baru di perbatasan," kata dia. 

Halaman: