Peluang Batam Jadi Kawasan Ekonomi Khusus Jasa Kesehatan

ANTARA FOTO/Pradanna Putra Tampi/Mnk/aww.
Pasien COVID-19 yang telah sembuh meninggalkan ruang perawatan RS Khusus Infeksi Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mengajukan usulan pengembangan kawasan ekonomi kesehatan jasa internasional di wilayah tersebut.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
27/8/2020, 16.21 WIB

Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam mengajukan empat usulan pengembangan kawasan ekonomi khusus. Ketua Tim Teknis KPBPB Batam Susiwijono Moegiarso mengatakan, salah satu pengembangan yang diusulkan ialah KEK Jasa Kesehatan Internasional.

 "Ada dua KEK yang menunggu penetapan Presiden dan ada 4 KEK sedang proses pengusulan KEK," kata Susi dalam sebuah webinar, Kamis (27/8).

Pengembangan yang sedang diusulkan meliputi Aerocity Bandara Hang Nadim dan KEK Jasa Kesehatan Internasional di Pulau Batam. Kemudian, KEK Rempang di Pulau Rempang, dan Maritim City di Pulau Galang.

Selain itu, ada dua KEK yang tengah diajukan kepada Presiden Joko Widodo, yaitu KEK Nongsa Digital Park dan KEK MRO Batam Aero Technic. "Ini tinggal menunggu persetujuan di Presiden," ujar dia.

KEK Nongsa dan KEK MRO Batam akan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah. Setelah ditetapkan, dua KEK tersebut diberikan waktu paling lama tiga tahun agar siap beroperasi. Selain itu, akan dilakukan evaluasi pembangunan setiap tahunnya.

Susi menambahkan, KEK Nongsa memiliki luas 166,45 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp 16 triliun.Secara perinci, investasi untuk pembangunan sebesar Rp 1,09 triliun, dan investasi tenant Rp 14,90 triliun. Diharapkan, total tenaga kerja yang akan terserap sebanyak 16.500 orang.

KEK Nongsa akan memiliki fasilitas IT office park atau coworking space untuk programming dan inkubasi start up, pendidikan IT melalui akademi IT dan universitas, pusat data, studio animasi dan perfilman, serta pariwisata dan komersial area untuk mendukung kreativitas SDM.

Nantinya, KEK Nongsa diharapkan memberikan sejumlah keuntungan bagi Indonesia. Beberapa manfaat tersebut ialah sebagai titik masuk bagi perusahaan IT mancanegara, penghematan devisa di sektor pusat daata, meningkatkan SDM IT, dan memaksimalkan koneksi internet internasional.

Sedangkan, KEK BAT memiliki luas 30 Ha dengan nilai investasi Rp 7,2 triliun dengan kegiatan utama maintenance, repair, and overhaul (MRO) industri penerbangan. Adapun, serapan tenaga kerja diharapkan mencapai 9.976 orang.

KEK BAT akan memiliki fasilitas pemeliharaan dasara untuk perawatan, pengecetan, dan pencucian pesawat terbang. Selain itu, KEK BAT juga memiliki perawatan toko untuk perbaikan komponen pesawat terbang.

 KEK BAT diharapkan dapat menghemat devisa kebutuhan MRO pesawat dalam negeri, menyerap MRO pesawat mancanegara, dan meningatkan SDM industri MRO pesawat terbang.

Sebelumnya, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto mengatakan kehadiran KEK MRO BAT diharapkan dapat menghemat devisa 65-70% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp 26 triliun per tahun.

Dalam jangka menengah, Batam Aero Technic diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik, yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat, dan perkiraan nilai bisnis sebesar US$ 100 miliar pada tahun 2025.

Reporter: Rizky Alika