PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menargetkan produksi batu bara mencapai 32 juta hingga 36 juta ton tahun ini. Hingga Kuartal I 2019, perusahaan sudah menambang 7,5 juta ton batu bara atau sekitar 23% dari target.
Dari total penambangan selama Kuartal I 2019, sebanyak enam juta ton batu bara diperoleh dari konsesi di Tabang. Sebanyak 0,7 juta ton dari Teguh Sinar Badai dan 0,2 juta ton dari Gunung Bayan. Lalu, masing-masing 0,3 juta ton dari Wahana Baratama Mining dan Perkasa Inakakerta.
Direktur Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan, mayoritas penjualan batu bara di perusahaannya untuk keperluan ekspor. Ekspor terbesar ke India, yakni 31% dari total penjualan. Disusul Tiongkok dan Filipina, yang masing-masing sebesar 15%. Sedangkan penjualan di dalam negeri hanya 5% dari total.
(Baca: Harga Batu Bara Turun, Jasa Pertambangan Sulit Dapat Kontrak Baru)
Dari hasil penjualan tersebut, Bayan mampu mengantongi pendapatan US$ 365,4 juta. Namun, pendapatan mereka selama tiga bulan pertama tahun ini turun 10,4% dibanding periode yang sama tahun lalu, US$ 408 juta. Turunnya pendapatan berdampak pada penurunan laba bersih perusahaan 30,8%, dari US$ 121,8 juta menjadi US$ 84,23 juta.
Jenny menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab penurunan pendapatan, yang utama adalah cuaca. "Musim kemarau panjang sehingga mempengaruhi batu bara yang akan dikeluarkan melalui tongkang dari sungai-sungai. Ke depannya bisa di catch up lagi," kata Jenny saat melakukan paparan publik di Jakarta, Rabu (19/6).
Meski kinerja pada Kuartal I 2019 tidak seciamik tahun lalu, Jenny tetap optimistis bisa meraup pendapatan US$ 1,8 miliar hingga akhir tahun ini. Target pendapatan tersebut naik 7,1% dibanding tahun lalu yang senilai US$ 1, 68 miliar.
(Baca: Cari Kontrak Baru, Samindo Tunggu Kepastian dari Bayan)
Untuk dapat memenuhi target tersebut, Bayan bakal mengembangkan infrastruktur tambang guna mengoptimalikan produksi batu bara. Salah satu caranya, dengan menambah instalasi pemuat kapal (ship loader) di Balikpapan Coal Terminal (BCT). "Kami akan meningkatkan kapasitas muatan batu bara dari 4.000 metrik menjadi 8.000 metrik ton per jam,” katanya.
Selain itu, Bayan bakal menambah ship loader di dermaga Senyiur di Sungai Kedang Kelapa untuk melayani pengiriman batu bara. Dengan penambahan tersebut, total kapasitas terpasang bisa sesuai dengan produksi Bayan sebanyak 30 juta ton per tahun.
Untuk pengembangan infrastruktur tersebut, Bayan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) US$ 100 juta hingga US$ 130 juta tahun ini. "Seluruh dananya berasal dari kas internal kami sejauh ini," kata Jenny. Belanja modal tersebut sudah terserap US$ 11,1 juta hingga Kuartal I 2019.
(Baca: Hingga Awal April Penjualan Batu Bara Domestik Capai 14,6 Juta Ton)