PT Perusahaan Gas Negara Tbk mencatat, selama peiode Januari hingga Mei 2019, penyaluran gas alamnya mencapai 6,12 juta meter kubik. Volume tersebut melonjak 43,5% jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 4,27 juta meter kubik.
Secara total, gas alam yang disalurkan dalam ukuran juta standar kaki kubik atau MMSCF pun ikut melonjak. Selama lima bulan pertama tahun ini, volume yang disalurkan sebesar 216,07 MMSCF, naik 43,1% dibandingkan 151 MMSCF pada periode yang sama tahun lalu.
Selama 2019, penugasan penyaluran gas alam yang diamanatkan perusahaan yang kerap disebut PGN itu mencapai 133.814 sambungan rumah (SR). Sedangkan volume yang mampu disalurkan mencapai 4.10 MMSCFD dan 35,06 juta meter kubik.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengungkapkan, proses holding migas dan peran PGN sebagai subholding gas telah menggenjot kinerja penyaluran gas bumi. “Naik hampir 50% untuk periode lima bulan saja. Kami harapkan kenaikan yang signifikan inipun akan terus melonjak hingga akhir tahun,” ujarnya berdasarkan keterangan resmi, Senin (17/6).
Ia menilai, integrasi infrastruktur gas, setelah bergabungnya PT Pertamina Gas (Pertagas) di bawah PGN, mampu mendongkrak nilai efisiensi dan efektivitas. Dari catatan internal, pada tahun lalu, total volume yang disalurkan mencapai 11,47 juta meter kubik dan sebesar 405 MMSCF. “Tahun ini, kami pastikan volume itu akan tedongkrak secara signifikan,” kata Rachmat.
(Baca: PLN Tingkatkan Penggunaan Gas PGN Untuk Pembangkit Listrik)
Rachmat mengungkapkan secara perlahan, holding migas di bawah PT Pertamina (Persero) akan memperkuat ketahanan energi nasional. Khususnya, pengembangan dan penguatan infrastruktur akan berjalan secara masif dalam jangka waktu ke depan.
“Pasca-holding, PGN telah mengelola infrastruktur distribusi dan transmisi gas paling besar di Tanah Air. Kami akan bahu-membahu dengan pemerintah untuk memperluas dan memeratakan distribusi gas alam yang terbukti efisien dan aman bagi masyarakat kita,” ujanya.
Terdapat 14 area operasi penyaluran gas alam oleh PGN. Seluruh area operasi itu tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Batam, dan Papua.
Indonesia saat ini merupakan eksportir gas bumi terbesar kelima di dunia, dengan memiliki cadangan gas tebesar ke-13. Tidak heran, harga jualnya bisa lebih murah dari elpiji (LPG) yang masih harus impor untuk komponen minyaknya.
(Baca: PGN Targetkan Pergantian Pipa Blok Rokan Rampung Tahun Depan)