Risiko Global Meningkat, Harga Emas Berpotensi Terus Menanjak

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas menunjukkan imitasi emas logam mulia produk PT Aneka Tambang (Antam) yang dipamerkan di gerai Antam dalam sebuah pameran di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
10/6/2019, 12.25 WIB

Global Head of Commodity Strategy di TD Securities Toronto Bart Melek melihat prospek positif harga emas, meskipun kemungkinan baru akan mencapai level US$ 1.400 pada 2020. Bila menembus kisaran US$ 1.400, maka artinya harga emas memasuki level tertinggi sejak 2013.

“Seiring volatilitas yang meningkat dan risiko koreksi di pasar modal, kita akan mulai melihat lebih banyak arus keluar investasi dari pasar modal ke pasar emas,” kata dia, seperti dikutip Bloomberg.

Ia memprediksi harga emas bergerak pada rentang US$ 1.320-1.357 pada paruh kedua tahun ini, dan berkisar US$ 1.425 pada kuartal IV 2020. Di sisi lain, Global General Manager di ABC Bullion Sydney Nicholas Frappell memprediksi harga akan berkisar US$ 1.345-US$ 1.350 pada akhir 2019, tapi bila level US% 1.365-1.370 terpecahkan, maka ada potensi bergerak cepat melebihi US$ 1.400.

Saat berita ini ditulis, harga emas di bursa Comex tercatat melemah, setelah delapan hari berturut-turut naik. Meskipun, harganya masih terbilang tinggi yaitu di level 1.332. Level ini turun 1,04% dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (8/6) lalu, namun 3,98% lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan akhir 2018 lalu.

Seiring kondisi tersebut, harga emas Antam tercatat menanjak. Mengutip situs logammulia.com, harga emas batangan Antam berada di level 681 ribu per gram pada Senin (10/6) ini, naik Rp 15 ribu dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Halaman: