ESDM: Target Produksi Gas di 2030 Tercapai Tapi Tidak untuk Minyak
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan Indonesia masih berpeluang mencapai target produksi gas pada 2030 sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd). Namun, untuk produksi minyak, ia tidak yakin target satu juta barel per hari dapat tercapai pada tahun tersebut.
Negara ini masih harus melakukan eksplorasi lebih banyak demi mencapai target itu. "Kemungkinan target minyak missed (meleset) sedikit,” kata Arifin saat ditemui di IPA Convex 2024, Banten, Selasa (14/5).
Khusus minyak, pemerintah berharap pada kesuksesan proyek sumur migas non-konvensional (MNK) yang dapat mendongkrak produksi. "Kemudian dari produksi Lapangan Banyu Urip (Jawa Timur) dan beberapa lapangan migas yang memiliki potensi minyak,” ujarnya.
MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) dengan permeabilitas (kemampuan batuan meloloskan partikel) rendah. Karena itu, untuk mengeksploitasinya membutuhkan teknologi tinggi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan setiap tahun pemerintah terus meninjau target capaian produksi migas 2030. “Kami masih optimistis dengan produksi jangka panjang target tersebut dapat dicapai,” katanya.
Untuk produksi minyak satu juta barel kemungkinan baru tercapai pada 2032 atau mundur dua tahun dari ketetapan awal. “Kami sudah melakukan pengkajian, memang saat pandemi kemarin produksi migas terganggu karena beberapa proyek penyumbang produksi tidak dapat onstream sesuai target,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 30 April 2024, produksi minyak bumi Indonesia adalah 605.723 barel per hari dan gas bumi sebesar 6.630 juta standar kaki kubik per hari Day (MMSCFD).
Jumlah cadangan minyak bumi Tanah Air sebanyak 2.413,2 juga barel minyak (MMBO) dan cadangan gas bumi 35,30 triliun kaki kubik (TCF.) Untuk reserve to production ratio minyak bumi adalah 10,92% dan reserve to production ratio gas bumi adalah 14,59%.