BP Indonesia memastikan pengerjaan proyek tangguh Train 3 terus berjalan, dengan lebih dari 7 ribu orang pekerja proyek kini berada di lapangan untuk mempercepat pengerjaan.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan cakupan offshore proyek tersebut hampir rampung dan lebih cepat dari jadwal, sedangkan pekerjaan fabrikasi peralatan offshore terus berjalan.
Ia menjelaskan, pekerjaan EPC yang dilaksanakan oleh konsorsium CSTS tengah terdampak oleh beberapa hal dan membutuhkan beberapa pekerjaan tambahan.
"Kami tengah berdiskusi dengan mitra Tangguh, kontraktor EPC dan juga pemerintah Indonesia mengenai penjadwalan dan dampak terhadap biaya proyek," ujarnya berdasarkan keterangan tertulisnya pada Katadata.co.id, Selasa (21/5).
(Baca: SKK Migas Optimistis Lifting Gas Blok Tangguh Capai Target Tahun Ini)
Train 3 merupakan bagian dari Proyek Tangguh. Proyek kawasan pengembangan migas ini memiliki enam lapangan gas di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar Berau dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Proyek Tangguh sudah memiliki 2 Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Dengan beroperasinya Train 3, total kapasitas proyek pengolahan gas ini akan mencapai 11,4 juta MTPA.
Sebagaimana diketahui, Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang 40,22% saham di proyek tersebut. Komposisi hak kelola BP meningkat dari semula 37,16% setelah Talisman keluar dari proyek tersebut.
Pengelola lainnya adalah MI Berau B.V sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau Petroleum Ltd sebesar 8,56%, KG Wiriagar Petroleum Ltd sebesar 1,44% dan Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc dengan hak kelola 7,35%.