PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) meresmikan tiga gardu induk dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Aceh. Dengan adanya gardu induk dan SUTT ini, PLN bisa menghemat keuangan sebesar Rp 265,5 miliar per tahun.
Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan, penghematan tersebut berasal keandalan kelistrikan PLN di Aceh. Selain itu, gardu induk dan SUTT ini bisa juga meningkatkan kapasitas penyediaan listrik untuk Provinsi Aceh, khsususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Ia juga menjelaskan setelah terkoneksi dengan sistem 150 kilo Volt (kV) Sumatera bagian utara, tiga gardu induk dan SUTT tersebut akan menjadi salah satu sumber pasokan listrik di Aceh. "Pembangunan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, termasuk pemerintah provinsi," ujar dia, pada keterangan pers, Selasa (9/4).
(Baca: Tambahan Pembangkit di Jawa Bagian Barat, Harga Listrik Lebih Murah)
Tiga gardu induk dan SUTT yang diresmikan, yaitu:
- GI 150 kV Takengon dan GI Extension 150 kV Bireuen, serta SUTT150 kV Takengon – Bireuen
- GI 150 kV Kutacane dan GI Extension 150 kV Berastagi, serta SUTT 150 KV Berastagi – Kutacane
- GI 150 kV Subulusalam dan GI Extension 150 kV Sidikalang, serta SUTT Sidikalang - Subulusalam
Peresmian ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana. "Kami harap peresmian ini bisa mendukung pertumbuhan perekonomian Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah," ujar Jonan.
(Baca: PLN akan Terbitkan Obligasi Global untuk Belanja Modal Tahun ini)
Capex PLN di 2019
PLN sebelumnya mengatakan akan menerbitkan obligasi global untuk menopang belanja modal (capex) tahun ini. Belanja modal yang dibutuhkan PLN sebesar Rp 90 triliun atau sama seperti tahun lalu.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto menjelaskan bahwa belanja modal tahun ini tak hanya berasal dari kas internal tetapi juga obligasi global. Adapun kebanyakan capex dialokasikan untuk pembangunan transmisi dan gardu induk, sedangkan sisanya untuk membangun pembangkit.
"Kan porsinya selalu begini, pembangkit satu, transmisi separuhnya, gardu separuhnya. Kira-kira seperti itu perbandingannya," kata Sarwono pada Maret lalu.
(Baca: Tambahan Pembangkit di Jawa Bagian Barat, Harga Listrik Lebih Murah)
Nantinya obligasi global akan diterbitkan di Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Namun, dia belum bisa memastikan berapa jumlah obligasi global yang akan diterbitkan.
Jika kondisi pasar dinilai bagus, maka peruahaannya akan mengambil tenor dalam jangka 10 tahun. "Besarannya tergantung juga pasar," kata dia.