Tahun Ini, Pertamina Lakukan Program EOR di 11 Lokasi

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ilustrasi.
22/1/2019, 19.46 WIB

PT Pertamina EP berencana melakukan uji coba penggunaan teknologi tingkat lanjut (Enhanced Oil Recovery/EOR) di 11 lokasi tahun ini. Program ini untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas).

Program EOR di 11 lokasi itu tersebar di asset yang dikelola Pertamina EP. Untuk Asset 1, dilakukan di area Sungai Gelam dan Bentayan. Sedangkan Asset 2 di area Raja, Ogan, Limau Tengah, Limau Barat, dan Sopa. Sedangkan asset tiga, di wilayah operasi Cemara. Asset empat dilakukan di wilayah operasi Kawengan, dan di asset lima di area operasi North Kutai Lama dan Sangatta.

EOR tersebut bervariasi baik menggunakan injeksi air (waterflood) dan injeksi bahan kimia seperti Polimer. "Untuk yang Sangatta itu rencanya injeksi chemical," kata Direktur Utama PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf di Jakarta,Selasa (22/1).

Direktur Pengembangan Pertamina EP John H. Simamora mengatakan, untuk masing-masing metode injeksi EOR memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya untuk injeksi air, maka bisa meningkatkan produksi mencapai 40%, namun jika injeksi kimia bisa lebih tinggi hingga 60%.

Tercatat produksi minyak untuk Pertamina EP sepanjang 2018 yakni 79.690 barel per hari (bph) atau 96% dari target 83.000 bph. Sedangkan untuk produksi gas Pertamina EP adalah 1.017 MMSCFD atau 103% dari target 986 MMSCFD. Total produksi minyak dan gas Pertamina EP adalah 255 MBOEPD atau 101% dari target 253 MBOEPD.

(Baca: Target Produksi Minyak Pertamina EP Tahun Ini Naik, Gas Turun)

Namun, dari dua metode itu, injeksi kimia yang lebih mahal biayanya. Untuk itu hanya lapangan yang cadangannya besar yang ekonomis menggunakan metode tersebut. "Makanya kami studi di Lapangan Tanjung. Kami uji coba sebulan ini, kalau secara teknis sudah okay baru hitung keekonomiannya," kata John.

John berharap pemerintah memberi dukungan ke Pertamina dalam bentuk insentif agar EOR menjadi semakin menarik. Apalagi lapangan yang dikelola saat ini umumnya sudah sangat tua.

Adapun, pemilihan metode injeksi polimer di Lapangan Tanjung sudah mempertimbangkan beberapa kriteria, seperti temperatur reservoir, fluida reservoir dan kondisi geologi. Pertimbangan lainnya karena polimer merupakan salah satu teknik EOR yang sudah terbukti dapat meningkatkan perolehan minyak dan telah banyak digunakan di lebih dari 50 lapangan di dunia.

Pertamina membutuhkan polimer di Lapangan Tanjung hingga 70 ton. Volume larutan polimer yang diinjeksikan adalah 200 ribu barel dengan konsentrasi 2.000 ppm dan laju injeksi sebesar 1.000 barel per hari.