Konsumsi Listrik Tahun Lalu Cuma Meningkat 1%

ANTARA FOTO/Jojon
Seorang penghuni rusunawa mengisi voucher isi ulang listrik di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (9/5/2017)
10/1/2019, 22.10 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat konsumsi listrik tahun 2018 mencapai 1.064 kilowatt per hour (kWh). Capaian itu meningkat 1% dari tahun sebelumnya.  

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu mengatakan konsumsi listrik itu tumbuh seiring denga seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal III 2018, pertumbuhan ekonomi mencapai  5,17%, sedangkan tahun 2017 hanya 5,07%.

Tahun ini, target konsumsi listrik juga naik menjadi 1.200 kWh per kapita. Target itu dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar sekitar 5,4%. "Karena ada pertumbuhan ekonomi, dari situ saja sudah ketahuan," kata Jisman di Jakarta, Kamis (10/1).

Sejak 2014 konsumsi listrik nasional terus meningkat. Pada 2014 konsumsi listrik tercatat 878 kWh per kapita. Kemudian pada 2015 mencapai 918 kWh per kapita dan pada 2016 terus meningkat sebesar 956 kWh per kapita.

Direktur Perencanaan Korporat PT PLN Syofvi Felienty Roekman memastikan konsumsi listrik akan meningkat karena bertambahnya pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian konsentrat (smelter) pada tahun ini.  Smelter yang sudah berkontrak dengan PLN yakni pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah dan Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Kebutuhan listrik untuk satu unit smelter dibutuhkan sebesar 200-300 Mega Watt (MW).  "Smelter itu kebutuhan listriknya sangat besar," kata dia,  di Jakarta, Selasa (27/11).

(Baca: PLN Proyeksi Pertumbuhan Listrik Tahun Depan Meningkat Jadi 6%)

Selain itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)(Persero) juga menbambah dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akan beroperasi.