Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan melibatkan pihak independen untuk ikut mengevaluasi aspek teknis sebagai bagian dari penyusunan proposal pengembangan Blok Masela. Dalam hal ini pihak independen itu adalah para pakar yang menggeluti hulu migas.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pembahasan aspek teknis akan dibahas dua pekan lagi. Kajian teknis itu untuk menentukan aspek komersial  seperti total belanja modal dan tingkat pengembalian investasi (IRR) proyek tersebut.

Setelah aspek komersial selesai, SKK Migas akan menyerahkan proposal anyar itu kepada Kementerian ESDM untuk disetujui. "Kami harapkan akhir Januari atau awal Februari SKK Migas sudah bisa memberikan rekomendasi," kata Dwi di Jakarta, Kamis (10/1).

Dwi berharap hasil hitugan  itu dapat membuat proyek tersebut ekonomis dengan biaya yang efisien. Adapun terkait pembeli gas dari proyek anyar itu hingga kini masih dalam pembahasan.

Dari data SKK Migas, estimasi produksi dari proyek Masela sebesar 9,5 MTPA dan 150 MMscfd. Proyek ini diharapkan beroperasi pada kuartal II tahun 2027. Estimasi biaya pengembangan proyek ini yakni US$ 16 miliar.

Secara paralel, tahun ini SKK Migas dan Inpex Corporation akan melakukan konsultasi publik tentang Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Harapannya, setelah konsutasi itu Inpex selaku operator, bisa memasukkan dokumen Amdal untuk kemudian disetujui KLHK.

(Baca: Proposal Pengembangan Blok Masela Terbentur Tingkat Keekonomian)

Selain itu tahun ini SKK Migas juga menargetkan perusahaan asal Jepang itu mula melakukan  kegiatan survei dasar di Blok Masela. "Tahun 2019 diharapkan dapat persetujuan PoD Masela, Amdal, dan baseline survey dimulai," kata Dwi.

Reporter: Anggita Rezki Amelia