Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hingga kini belum menyelesaikan evaluasi proposal pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela. Alasannya, masih ada beberapa indikator yang belum mencapai titik temu.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan salah satu kendala yang belum mencapai titik temu adalah teknologi. Sampai sekarang SKK Migas dan Inpex Corporation belum ada kata sepakat mengenai teknologi yang akan digunakan di blok tersebut.

Pembahasan teknologi ini penting karena terkait dengan cost recovery (pengembalian biaya operasional). “Teknologi kan harus diyakinkan yang paling optimum. Artinya dari sisi investasi bisa yang rendah,” kata Dwi, di Jakarta, Senin (17/12).

Permasalah lain adalah mengenai penggunaan produk lokal dalam proyek pengembangan Blok Masela. Pemerintah menginginkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan Inpex Corporation untuk mengelola blok tersebut bisa optimal.

Selain itu, SKK Migas dan Inpex Corporation masih membahas mengenai insentif. Insentif ini terkait dengan keekonomian proyek. Akan tetapi, hingga kini belum ada keputusan mengenai hal itu.

Halaman: