Dua Upaya Menteri Jonan untuk Menurunkan Impor Migas

ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
29/11/2018, 13.10 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkap dua upaya untuk menurunkan impor minyak dan gas bumi (migas). Ini karena impor migas dinilai sebagai penyebab neraca perdagangan defisit. Ujungnya, neraca transaksi berjalan pun defisit.

Upaya pertama yang bisa dilakukan adalah konversi batu bara menjadi gas (dimethylether/DME) dengan teknologi. DME ini bisa mengganti elpiji, sehingga bisa menekan impor. Apalagi 70% elpiji masih berasal dari impor. Adapun, konsumsinya sebesar 6,8 juta metrik ton.

Saat ini, PT pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk akan membangun proyek gasifikasi batu bara di mulut tambang batu bara Peranap, Riau. Proyek ini akan beroperasi paling cepat 2021 mendatang.

"Impor elpiji kita setahun itu kira-kira US$ 3 miliar atau setara Rp 5 triliun. Jadi ini yang akan kami dorong," kata Jonan di dalam Pertamina Energy Forum di Jakarta, Kamis (29/11).

Upaya kedua, mendorong pemakaian mobil listrik. Penggunaan mobil listrik ini bisa mengurangi impor BBM. Bahan bakar mobil listrik akan menggunakan sumber energi lain seperti gas atau batu bara, atau energi terbarukan.

Halaman: