PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) telah berhasil menyelesaikan program seismik dua dimensi (2D) sesuai target tahun ini. Seismik 2D adalah melakukan pemetaan mencari migas dengan menggunaan teknologi awal.
Prinsip kerja seismik 2D adalah dengan mencatat pantulan getaran dari dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Prosesnya bisa dengan menanamkan dinamit atau dengan menggunaakan rig pengeboran untuk membuat lubang di dalam tanah.
Presiden Direktur PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan Per September 2018, seismik 2D Pertamina EP sudah mencapai sebesar 680 kilometer persegi (km2). Ini sudah 100% yang ditargetkan.
Sementara itu seismik 3D Pertamina EP hingga September 2018 baru mencapai 344 km2. Ini masih di bawah target perusahaan yang menargetkan sekitar 600 km2 tahun ini untuk seismik 3D.
Survei seismik 3D ini sebenarnya sama dengan 2D. Hanya, teknologi yang dipakai berbeda. Dengan seismik 3D maka akan menghasilkan gambar yang lebih baik dan lebih informatif, sehingga mempermudah menginterpretasikan hasil seismik. Kegiatan seismik dengan 3D digunakan oleh banyak ahli geologi untuk mencari ada atau tidaknya migas di bawah tanah.
Nanang mengatakan sebagai tahapan lanjutan, perusahaannya juga sudah menyelesaikan pengeboran enam sumur eksplorasi hingga kini. "Direncanakan ada tiga sumur eskplorasi yang akan selesai tahun 2018,” kata dia berdasarkan siaran resminya yang diterima katadata.co.id, Senin (22/10).
Sumur-sumur tersebut berada di wilayah antara lain Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Sulawesi. Menurut Nanang berdasarkan hasil pemboran sumur eksplorasi tersebut, Pertamina EP mendapatkan tambahan sumber daya kontingen (2C) sebesar 12.96 MMBOE.
Sementara itu produksi minyak Pertamina EP hingga kini sudah mencapai 77.869 barel per hari (bph). Namun ini lebih rendah dari targetnya sebesar 83 ribu bph. Sementara gasnya sebesar 1.022 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 986 mmscfd.
Nanang mengatakan capaian yang diperoleh perusahaannya selama ini juga didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. Apalagi Pertamina EP memiliki peran dalam menggiatkan kegiatan operasi dalam rangka mencapai target produksi nasional. “Inshaalah dapat melebihi target rencana kerja yang telah ditentukan,” ujarnya.
(Baca: Terdongkrak Harga Minyak, Laba Bersih Pertamina EP Naik 24,7%)
Sebagai informasi, Pertamina EP memiliki wilayah kerja seluas kurang lebih 113,629.82 km2 yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun wilayah kerja Pertamina EP tersebut dibagi ke dalam lima aset.
Aset satu terdiri dari Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi dan Ramba. aset dua terdiri dari Adera, Limau, Pendopo, Prabumulih. Aset tiga terdiri dari Tambun, Subang, Jatibarang. Sementara aset empat terdiri dari Cepu, Matindok, Poleng. Adapun aset lima terdiri dari Bunyu, Tarakan, Sangatta, Sangasanga, Tanjung, Papua.