Pemerintah mendorong agar seluruh pemegang kepentingan di sektor energi membantu korban akibat tsunami di Donggala dan Palu di Sulawesi Tengah. Tsunami ini terjadi pada Jumat (28/9).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar berharap pelaku industri baik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahaan tambang bisa ikut membantu dari segi apa pun. “Kami minta seluruh stakeholders membantu baik dalam corporate social responsibility (CSR) atau lainnya,” kata dia di Jakarta, Senin (1/10).
Kementerian ESDM juga sudah membentuk tim lintas sektor dalam penangaan pascagempa dan tsunami tersebut. Alasannya, kondisinya sangat kritis.
Salah satu upaya tim tersebut adalah memasok kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) memasok BBM lewat jalur udara maupun darat. Bahkan, sudah mengirimkan 4.000 liter Solar dari Kalimantan Utara.
Pertamina mengirimkan pasokan Solar sebanyak 1.500 liter ke Rumah Sakit Undata. Pasokan Solar ini nantinya digunakan untuk bahan bakar genset di rumah sakit. Rumah sakit ini menampung lebih dari 200 korban gempa dan tsunami.
Pertamina juga menyalurkan 2.00 liter Premium untuk kebutuhan RS Parigi, melalui depot Poso. Kemudian, 2000 liter Solar untuk Kantor PLN Area Palu dan 5000 liter disalurkan ke Posko Basarnas Palu.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga masuk dalam tim yang ikut membantu. Mereka sedang melakukan perbaikan gardu listrik. Upaya lainnya adalah membawa genset agar listrik bisa segera menyala.
(Baca: Pemerintah Janjikan Listrik Donggala dan Palu Pulih dalam Tiga Hari)
Tak hanya itu, tim tersebut juga melakukan pengeboran sumur dangkal. Ini untuk membantu kebutuhan air bersih masyarakat yang terdampak tsunami di Palu. “Tim rescue kami deploy ke sana baik lewat jalur darat maupun laut,” ujar dia.