PT Pertamina (Persero) mengumumkan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang telah terpasang sistem digital. Digitalisasi ini tujuannya untuk meningkatkan pengawasan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan 10 SPBU yang sudah terpasang ke sistem digital itu tersebar di Pulau Jawa. Salah satunya di jalur Tol Cipali. "Belum seluruhnya, tapi sudah ada 10 yang digitalisasi," kata dia di Jakarta, Senin (3/9).
Menurut Nicke, nantinya digitalisasi dilakukan ke 5.518 SPBU di seluruh Indonesia yang memiliki 75.000 nozzle atau pipa semprot. Targetnya, bisa selesai paling lambat triwulan pertama tahun depan.
Dalam digitalisasi SPBU ini, Pertamina bekerja sama dengan PT Telkomsel Indonesia (Persero). Jadi, Pertamina bisa memantau aktivitas penyaluran BBM di masyarakat. Dengan demikian jika ada stok BBM yang kurang atau penyaluran BBM yang tidak sesuai prosedur akan mudah dideteksi.
Pertamina dan Telkom pun sepakat mengembangkan kerangka penyaluran BBM untuk memantau stok BBM di Tangki Penyimpanan SPBU. Kerangka ini juga bisa memantau jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan penerimaan penjualan BBM.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan digitalisasi SPBU merupakan upaya memaksimalkan pelayanan ke konsumen. Ini juga mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui pembayaran digital. “Melalui sistem digital, diharapkan pengawasan stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dapat lebih efektif,” ujar dia akhir pekan lalu.
(Baca: 5.518 SPBU Diawasi Secara Digital Demi Cegah Kecurangan Penyaluran BBM)
Dengan digitalisasi itu, nantinya Pertamina akan membayar Rp 15,25 per liternya. Sedangkan investasinya Rp 4 triliun selama lima tahun.