Laba Bersih Bukit Asam Naik 49% di Semester I-2018

www.ptba.co.id
Bukit Asam (www.ptba.co.id)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
23/7/2018, 14.25 WIB

PT Bukit Asam (PTBA) membukukan laba bersih hingga Rp 2,58 triliun pada Semester I-2018. Capaian laba bersih ini 49% lebih tinggi dari nilai yang diperoleh pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,72 triliun.

Naiknya laba bersih ini seiring dengan meningkatnya pendapatan perusahaan sepanjang enam bulan pertama 2018 sebesar 17% menjadi Rp 10,53 triliun. “Pendapatan dan penjualan batu bara ekspor dengan negara tujuan utama yaitu Tiongkok, India, Thailand, Hongkong, dan Kamboja menjadi penyebab peningkatan nilai pendapatan usaha,” kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin di Jakarta, Senin (23/7).

Pendapatan atas penjualan batu bara ekspor mencapai 51% dari total pendapatan. Meskipun dari sisi volume, porsi penjualan ekspor periode semester I-2018 hanya 48% dari total volume penjualan. Harga batu bara yang membaik menjadi salah satu faktor yang memperngaruhi.

(Baca: Bukit Asam Bagi Dividen 75%, Antam Hanya 35%)

Volume penjualan secara total pada semester I-2018 meningkat sebesar 8% dibanding periode sama 2017 dari 11,36 juta ton menjadi 12,22 juta ton. Dari total tersebut, PTBA mengekspor batu bara sebesar 5,8 juta, sedangkan sisanya untuk memenuhi market dalam negeri kepada PT Perusahaan Listrik Negara/PLN.

“Optimasi penjualan ekspor batu bara kalori medium to low, serta peningkatan produksi, masih menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan pergerakan indeks harga batu bara dunia yang terus menunjukan kenaikan,” kata Arviyan.

Harga jual rata-rata batu bara pada semester ini bergerak naik sebesar 9% dari Rp 770.938 per ton di Semester I-2017, menjadi Rp 838.288 per ton di semester ini. Kenaikan ini dipengaruhi naiknya harga batu bara rata-rata Newcastle yang naik sebesar 29%, serta kenaikan harga rata-rata batu bara thermal Indonesia GAR 5000 sebesar 13% dibanding harga di Semester I-2017.

(Baca: Harga Batu Bara Acuan Juli Sentuh Level Tertinggi Tahun Ini)

Adapun porsi nilai pendapatan atas penjualan batu bara domestik sebesar 46%. Selebihnya, 3% merupakan pendapatan dari aktivitas usaha lainnya, diantaranya penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

Peningkatan laba bersih juga didukung efisiensi yang dilakukan perseroan. PTBA juga melakukan upaya efisiensi dengan menekan laju kenaikan biaya. Salah satunya beban pokok pendapatan semester I-2018 yang hanya naik 9%, sementara tonase produksinya meningkat signifikan sebesar 1,78 juta ton atau 19% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Cash cost dari Rp 682,930 per metrik ton (pada Semester I-2017), kmi efisiensikan menjadi Rp 613.836 per metrik ton (pada Semester I-2018). Jadi, efisiensinya sekitar 10%,” kata Arviyan.

Arviyan menargetkan produksi batu bara tahun ini naik 5% menjadi 25,54 juta ton dari produksi tahun lalu  untuk tahun 2018 atau naik 5% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 24,25 juta ton. Selain itu, mereka menargetkan adanya peningktan volume penjualan menjadi sebesar 25,88 juta ton dengan komposisi 53% atu 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47% atau 12,15 juta ton untuk pasa ekspor.

(Baca: Empat Sebab Kewajiban Pasokan Batu Bara Dalam Negeri Tak Optimal)