PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) membuka peluang kerja sama dengan mitra dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), termasuk dengan PT Freeport Indonesia. Smelter ini rencananya akan dibangun di Desa Mantun, Nusa Tenggara Barat.

Head of Corporate Communications AMNT Anita Avianty mengatakan memang pernah ada pembicaraan dengan Freeport mengenai kerja sama membangun smelter. Namun, hingga kini belum ada keputusan mengenai kerja sama itu. “Pada dasarnya kami membuka pintu untuk bisa bekerja sama dengan siapa pun, tapi ada atau tidak adanya mitra, kami akan terus jalan karena sudah ada komitmen,” ujar dia, Kamis (25/5).

Smelter yang akan dibangun Amman ini nantinya bisa menampung konsentra hingga 2,6 juta ton. Pabrik ini akan dibangun anak perusahaan mereka PT Amman Mineral Industri (AMIN) sebagai pelaksananya.

Berdasarkan Tim Surveyor yang ditunjuk Kementerian ESDM pada Februari lalu, kemajuan pembangunan smelter Amman sudah mencapai 10,1%, termasuk persiapan lahan. Adapun luas lahannya mencapai 100 hektare (ha).

Untuk menyediakan lahan smelter, Aman harus memotong bukit. "Land Clearing-nya sudah dilakukan sejak 13 April 2017, estimasi total cut volume saat ini di 1.100.000 meter kubik (m3)," kata Anita.

Penyiapan lahan ini ditargetkan rampung di penghujung tahun 2018 dan dapat masuk tahap konstruksi bangunan. Sehingga pembangunan smelter bisa selesai tahun 2022.

Salah satu tantangan membangun smelter ini adalah ancaman potensi tsunami. Ini mengacu studi tsunami 100 tahun ke belakang. Untuk mengatasi itu, ketinggian pabrik pun harus disesuaikan yakni maksimal +4 hingga +5 MSL.

(Baca: Hingga Mei, Amman Mineral Ekspor 81 Ribu Ton Konsentrat)

AMNT merupakan perusahan yang 82.2% sahamnya dipegang oleh PT Amman Mineral Internasional (AMI) dan 17,8% sisanya dipegang oleh PT Pukuafu Indah. AMI sendiri sahamnya dipegang oleh dua perusahaan yaitu PT Medco Nenergi International Tbk dan PT AP Investment yang masing-masing memegang 50% saham.