Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta Medco E&P Tarakan segera mengajukan proposal perpanjangan kontrak Blok Tarakan. Ini agar pemerintah bisa cepat memutuskan nasib blok itu, sehingga ada kepastian.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan sudah mengundang Medco pada 25 April 2018 lalu guna membahas nasib blok itu. "Kami sudah minta mengajukan proposal secepatnya agar mendapat kepastian," kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (23/4).
Pemerintah juga telah menyusun jadwal penyelesaian blok minyak dan gas bumi (migas) yang kontraknya akan berakhir 2019 hingga 2026. Targetnya keputusan bisa diambil akhir tahun ini.
Kementerian ESDM juga sudah berupaya bergerak cepat dalam mengambil keputusan mengenai pengelolaan blok-blok terminasi. "Namun, kontraktor malah yang lambat menyiapkan keekonomian dan proposal," kata Ediar.
Kontrak Blok Tarakan berakhir 13 Januari 2022. Blok Tarakan saat ini 100% PT Medco E&P Tarakan. Perusahaan milik Arifin Panigoro ini mengoperasikan Blok Tarakan secara komersial sejak tahun 1992.
Mengacu data laporan tahunan Medco 2017, produksi minyak Blok Tarakan mencapai 1,78 ribu barel per hari (bph) pada 2017. Capaian ini turun daripada 2016 sebesar 1,94 ribu bph.
(Baca: Medco Berminat Perpanjang Kontrak Blok Tarakan)
Chief Operating Officer (COO) Medco Ronald Gunawan sebelumnya menyatakan pihaknya berminat memperpanjang Blok Tarakan. "Akan perpanjang, tapi kami masih menunggu proses internal," kata dia kepada Katadata, Senin (21/11/2017).