PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) menyatakan sudah balik modal dari proyek percepatan listrik (Fast Track Program/FTP) I. Padahal beberapa proyek dari program tersebut sempat mangkrak.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan semua proyek mangkrak yang diputuskan untuk dilanjutkan hampir selesai. “FTP satu sekarang ini antara ongkos dan hasil sudah cukup impas. Jadi kami tidak terbebani lagi dengan FTP I,” kata usai rapat dengan Panitia Kerja (Panja) Listrik DPR RI, di Jakarta, Selasa (24/4).
Hari ini memang PLN ada agenda rapat dengar pendapat dengan Panja Listrik. Namun, rapat tersebut berlangsung tertutup sejak pukul 13.00 WIB hingga 17.30 WIB.
Menurut Sofyan Basir, saat ini ada kapasitas pembangkit yang beroperasi dari program FTP I ada 9.600 megawatt (MW). Adapun, sebenarnya target kapasitas awal FTP I adalah 10 ribu MW. Sedangkan proyek yang tidak dilanjutkan 48 MW.
Mengacu data PLN, contoh pembangkit yang menjadi bagian dari FTP I yang sedang dibangun adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang 2x27,5 MW. Pembangunan fisiknya sudah 81,05% dan akan beroperasi tahun ini.
Ada juga PLTU Parit Baru sebesar 2x50 MW, pembangunannya sudah mencapai 87,57% dan akan beroperasi tahun ini. Kemudian PTLU Ende 2 sebesar 7 MW pembangunannnya sudah mencapai 94% dan akan beroperasi tahun ini.
Dengan beroperasinya sebagian pembangkit yang sempat mangkrak itu menurut Sofyan bisa membantu keuangan PLN. Apalagi tahun lalu bisa menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,42 triliun. Jumlah itu lebih kecil daripada tahun sebelumnya yakni Rp 8,15 triliun.
Proyek FTP I dan II ini sempat menjadi sorotan Presiden Joko Widodo. Saat itu memang ada 34 pembangkit listrik dengan total kapasitas 7 ribu MW mangkrak. Bahkan orang nomor satu itu sempat ingin membawa masalah ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).