Produksi minyak dan gas bumi (migas) PT Pertamina Hulu Energi selama tiga bulan pertama tahun ini belum mencapai target. Salah satu penyebabnya adalah cuaca.

Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan selama Januari – Maret 2018, produksi minyak mencapai sekitar 62,5 ribu barel per hari (bph). Padahal target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 sebesar 70,41 ribu bph.

Produksi gas pada periode tersebut juga hanya mencapai 755 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Adapun, targetnya 771 mmscfd. "Pencapaian produksi 97-98% dari target," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (17/4).

Menurut Gunung, produksi migas itu belum mencapai target karena ada perubahan iklim secara ekstrim di Blok Offshore North West Java (ONWJ). Kendala lainnya adalah masalah kompresor di Badan Operasi Bersama (Joint Operation Body/JOB) Salawati, Papua Barat. Ada juga peristiwa banjir di PHE Kampar yang juga ikut mengganggu produksi.

Meski belum mencapai target, Gunung optimistis produksi migas di kuartal II tahun ini bisa meningkat. Ini karena perusahaann melakukan beberapa upaya pengeboran tahun ini.

PHE menganggarkan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk mengebor beberapa sumur eksplorasi tahun ini. Pengeboran ini tujuannya untuk meningkatkan cadangan migas.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia