Kementerian ESDM Ungkap Dugaan Penyebab Putusnya Pipa Pertamina

ANTARA FOTO/Sheravim
Sebuah kapal mendekati lokasi pertama kali munculnya api di perairan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3). Akibat terbakarnya pipa minyak bawah air Balikpapan-Penajam Paser Utara, mengakibatkan satu kapal kargo MV Ever Judger dan dua kapal nel
6/4/2018, 10.03 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah mengidentifikasi penyebab putusnya pipa distribusi minyak dari Terminal Lawe-lawe ke Kilang Balikpapan milik PT Pertamina (Persero). Dugaan sementara, itu bukan dari kesalahan Pertamina.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan pipa itu putus diduga karena terseret kapal batu bara berbendera Panama yang berasal dari Tiongkok. “Kami kan sekarang sudah tahu penyebabnya. Jadi diduga, itu pipanya terseret kapal yang terbakar itu,” kata dia di Jakarta, Kamis (5/4).

Menurut Djoko, seharusnya tidak boleh ada kapal yang memasang jangkar di Teluk Balikpapan. Namun,  saat itu kondisi cuaca sedang buruk. Alhasil kapal tersebut harus memasang jangkar.

Pipa yang putus ini memiliki jarak kurang lebih tiga kilometer dari Terminal Lawe-Lawe. Kedalamannya mencapai 25 meter di bawah permukaan air. Adapun, diameter pipanya sebesar 20 centimeter (cm) dan memiliki ketebalan 22 milimeter.

Namun, pipa yang putus itu sudah disambung dengan pipa lain yang ada di daerah tersebut. Alhasil penyaluran minyak ke Kilang Balikpapan sudah normal.

Operasional Kilang Balikpapan juga tidak terganggu. Ini karena Pertamina punya stok minyak mentah untuk lima hari. Sehingga operasional bisa menggunakan cadangan dari tangki tersebut.

Minyak yang mengalir ke laut ada akibat putusnya pipa distribusi itu juga kata Djoko sudah berhenti. Akan tetapi, sisa minyak yang sudah tercecer ke laut terus dibersihkan, meskipun volumenya belum diketahui.

Atas dasar itu menurut Djoko, ini bukan kesalah Pertamina, melainkan perusahaan pemilik kapal. “Perusahaan itu bisa kena tuntut,” ujar dia.  

Hingga kini pemilik kapal tersebut juga terus diinterograsi dan penyidikan. Jika hasil tersebut membuktikan ada kesalahan, tidak menutup kemungkinan bisa dibawa ke proses hukum. Apalagi ada korban meninggal. Berdasarkan laporan tim Kementerian Lingkungan Hidup, jumlah korban meninggal ada lima.

(Baca: Pertamina: Ada Pipa Minyak yang Putus di Teluk Balikpapan)

Mengenai kerugian, Djoko belum bisa memastikan. Hanya menurut dia, Pertamina sudah memberikan bantuan bagi masyarakat yang terkenda dampak. “Kalau soal kerugian lingkungan tanya bagian lingkungan saja,” ujar dia.