Meski dipangkas, namun ada beberapa pembangkit gas yang kini tahap pembangunan akan beroperasi di tahun depan. Dengan demikian Syofvi memprediksi kebutuhan gas untuk pembangkit bertambah.

Dari data RUPTL 2018-2027, proyeksi kebutuhan bakar bakar gas untuk pembangkit listrik pada tahun 2018 sebesar 347 TBTU untuk gas pipa dan 174 TBTU untuk gas alam cair (LNG).Lalu pada 2019 kebuhan gas pipa untuk pembangkit meningkat   mencapai 365 TBTU dan 219 TBTU untuk LNG. "Nanti paling besar kebutuhan gas di 2027," kata Syofvi. Pada 2027, kebutuhan gas untuk pembangkit PLN mencapai 292 TBTU untuk gas pipa dan 435 TBTU untuk LNG.

Selain gas, itu pembangkit tenaga uap atau berbahan batu bara juga terpangkas 5.000 MW. Kemudian tenaga air berkurang sekitar 1.000 MW.

(Baca: RUPTL 2018-2027 Disetujui, Jonan Pangkas Jumlah Pembangkit Listrik)

Jadi, secara total, jumlah pembangkit yang ada di RUPTL 2018-2027, juga turun menjadi menjadi 56 Giga Watt (GW). Tahun lalu, targetnya bisa mencapai 78 GW.

Di RUPTL ini, pembangkit energi batu bara masih mendominasi sekitar 54,4%. Disusul energi baru terbarukan 23%, gas 22,2% dan Bahan Bakar Minyak/BBM 0,4%.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia