Menteri ESDM Sebut Sektor Migas Defisit Akibat Lonjakan Investasi

ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
16/3/2018, 17.40 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM Ignasius Jonan mulai menanggapi penyebab adanya defisit di sektor minyak dan gas bumi/migas yang mempengaruhi neraca perdagangan secara nasional. Defisit sektor migas ini lebih dipengaruhi adanya lonjakan investasi, khususnya di sektor hulu.  

Menurut Jonan, belanja modal sektor hulu migas tahun ini meningkat dua kali lipat dari US$ 10 miliar menjadi US$ 20 miliar. Apalagi belanja modal ini banyak yang berasal dari barang impor. “Pasti sudah mulai defisit. Karena tidak mungkin barang modalnya masuk sekarang, besoknya menghasilkan output yang sama," kata dia.

Sebelumnya Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar pernah mengatakan pihaknya menargetkan investasi dari sektor migas tahun ini mencapai US$ 16,76 miliar. Angka ini direvisi dari target semula yang lebih tinggi sekitar US$ 17,04 miliar.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan kenaikan investasi migas tahun ini karena harga minyak yang meningkat. Kemudian ada upaya pemangkasan regulasi. "Mungkin ada tambahan modal baru atau bisa juga karena harga minyak naik," kata dia.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik/BPS mencatat defisit neraca perdagangan selama tiga bulan terakhir. Salah satu pemicunya berasal dari sektor migas.

Dari catatan BPS, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2018 defisit US$ 120 juta, salah satunya lantaran dipicu oleh defisit sektor migas sebesar US$ 870 juta. "Berdasarkan data, sektor migas masih menjadi penyumbang defisit," kata Kepala BPS, Suhariyanto dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kementerian ESDM-BPS di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/3).

(Baca: Neraca Dagang Defisit 3 Bulan Terakhir, BPS Peringatkan Pemerintah)

Meski menyumbang defisit namun Suhariyanto berharap ke depan keadaan tersebut bisa membaik dan terjadi surplus neraca perdagangan. Apalagi defisit Februari masih tergolong kecil dibanding tiga bulan terakhir.

Reporter: Anggita Rezki Amelia