Kementerian ESDM Setujui Rekomendasi Ekspor Freeport dan Amman

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Ihya Ulum Aldin
16/2/2018, 14.00 WIB

Pengajuan Rekomendasi Izin Ekpor PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara telah disetujui. Saat ini tinggal menunggu disahkan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono.

"Sudah di Pak Dirjen," ujar Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Susigit kepada Katadata, Kamis (15/2).

Freeport mengajukan jatah ekspor hingga 1,66 juta wet metric ton (WMT) konsentrat tembaga. Volume yang diminta ini lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 1,1 WMT. Namun, dia mengaku tidak mengetahui berapa kuota ekspor yang disetujui.

Berdasarkan verifikasi yang dilakukan surveyor, kapasitas produksi Freeport lebih rendah dari kuota yang diajukan. Dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya (RKAB), produksi Freeport tahun ini adalah  1,4 juta WMT.

Mengacu RKAB ini, pemerintah bisa menyetujui kuota ekspornya lebih rendah dari rencana produksinya. Sementara, Freeport mengajukan kuota lebih besar.

Meski begitu, ada bahan pertimbangan lain yang diajukan Freeport, yakni terkait progres pembangunan smelter yang sudah melebihi target. Bulan ini kemajuan pembangunansmelter Freeport sudah mencapai 2,43 persen, lebih tinggi dari targetnya sebesar 2,3 persen.

(Baca: Smelter Lolos Verifikasi, Freeport Ajukan Ekspor)

"Freeport sudah melakukan test oil, sudah membuat stabilitas, dan ring dum di pinggir pantai. Beberapa kegiatan itu, dari sekian kegiatan, itu yang dihitung 2,43 persen," ujarnya. Bambang Susigit juga memastikan bahwa Freeport belum membangun smelter secara fisik.

Menurut Bambang Susigit, berdasarkan dua opsi tersebut, sepertinya Kementerian ESDM akan memilih opsi pertama sebagai pertimbangan memberikan Rekomendasi Izin Kuota Ekspor tersebut. "Karena memang ada haknya," ujarnya.

Tahun lalu realisasi ekpor Freeport masih belum mencapai kuota yang telah diberikan pemerintah. "Tahun 2017 terjadi absenteisme besar dari karyawan sehingga tidak mencapai target," ujar Vice President Corporate Communication Freeport Riza Pratama kepada Katadata, Kamis (15/2).

Namun, Riza Pratama tidak menjawab berapa realisasi ekpor Freeport tahun lalu. Dirinya juga enggan memberitahu target angka ekpor mereka di 2018. "Untuk angka target 2018, saya belum bisa konfirmasi," ujarnya.

(Baca: Kementerian ESDM Keluarkan Rekomendasi Ekspor Amman Pekan Ini)

Perusahaan tambang lainnya, Amman mengajukan kuota ekspor konsentrat tembaga sebanyak 450 ribu WMT. Adapun kapasitas Amman dalam RKAB mencapai 675 ribu WMT. "Kalau Amman permohonannya dan disetujui di angka 450 ribu WMT," ujar Bambang Susigit.

Meski mengajukan kuota ekspor lebih rendah, perkembangan kemajuan pembangunan smelter Amman lebih tinggi dibandingkan Freeport. Hingga saat ini persentase kemajuan pembangunan smelter Amman sudah mencapai 10,1 persen.

"Mereka (Amman) sudah land clearing, mobilisasi peralatan sudah ada, penyusunan amdal sudah bersama perguruan tinggi setempat. Sudah lebih maju lah," ujarnya.