PGN Buka Opsi Pinjaman untuk Biayai Akuisisi Pertagas

Arief Kamaludin | Katadata
8/2/2018, 18.48 WIB

PT Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero) Tbk tidak menutup adanya opsi mencari pinjaman untuk mengakuisisi PT Pertamina Gas/Pertagas yang merupakan bagian dari pembentukan induk usaha holding minyak dan gas bumi/migas. Langkah ini akan diambil jika keuangan perusahaan tidak cukup untuk membeli kepemilikan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengatakan sebenarnya perusahaan sudah menyiapkan dana untuk mengakuisisi Pertagas. Namun, hingga kini memang belum tahu berapa nilai dari kepemilikan saham Pertagas.

Jadi, sampai saat ini, PGN belum bisa memastikan kas internal mereka cukup untuk mengakuisisi atau tidak. Namun, apabila keuangan internal tidak cukup, ini tidak menutup kemungkinan mencari sumber pendanaan lain. “Nanti kami lihat, saya belum tahu nilainya,” kata dia di Jakarta, Kamis (8/2).

Dalam laporan keuangan PGN kuartal III-2017, tercatat kas dan setara kas mencapai US$ 956 juta. Sedangkan total asetnya sebesar US$ 6,31 miliar. Adapun, belanja modal tahun ini dianggarkan Rp 8,9 triliun

Sementara itu, nilai aset Pertagas kuartal III tahun 2017 sebesar US$ 1,87 miliar. Jika ditotal, nilainya mencapai US$ 8,18 miliar atau sekitar Rp 108,90 triliun (dalam kurs US$ 1 = Rp 13.313). Hingga akhir tahun lalu, Pertagas mencatat total asetnya sebesar US$ 1,92 miliar. 

Jobi menargetkan bulan depan skema penggabungan Pertagas dan PGN akan selesai, termasuk berapa nilai valuasinya. "Maret harus sudah selesai bentuk transaksinya segala macam, mungkin sedang jalan sekarang," kata Jobi.

Meskipun ada rencana holding, PGN belum berencana melepas anak usahanya. Sampai saat ini masih menunggu keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengenai holding.  

Jobi mengatakan sampai saat ini struktur perusahaannya belum ada perubahan sama sekali. “Kami masih mengikuti Kementerian BUMN seperti yang ada sekarang," kata dia.

Mengacu website resmi PGN, perusahaan pelat merah itu memiliki delapan anak usaha yang terdiri dari perusahaan hulu migas, tengah, dan dan hilir. Bahkan ada perusahaan yang di luar bisnis migas, melainkan perusahaan jasa dan properti.

Adapun, delapan blok tersebut adalah PT Saka Energi, PT Transportasi Gas Indonesia,PT PGN LNG Indonesia, PT Nusantara Regas, Nusantara Regas adalah perusahaan patungan PGN dan Pertamina. Lalu ada juga PT Gagas Energi Indonesia yang bergerak di sektor hilir.

(Baca: Akuisisi Pertagas, Aset PGN Akan Mencapai Rp 115 Triliun)

Ada juga anak usaha PGN yang bergerak di bidang jasa yakni PT PGAS Telekomunikasi Nusantara atau dikenal dengan sebutan PGASCOM, PT PGAS Solution yang bergerak di rekayasa teknik. Terakhir, PT Permata Graha Nusantara atau dikenal dengan nama Permata yang bergerak di sektor pengelolaan properti.

Reporter: Anggita Rezki Amelia