Akuisisi Pertagas, Aset PGN Akan Mencapai Rp 115 Triliun
Pemerintah akan segera merealisasikan pembentukan induk usaha (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor minyak dan gas bumi (migas). PT Pertamina (Persero) akan menjadi holding BUMN migas, membawahi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan pembentukan holding ini akan memberikan keuntungan yang besar bagi Perusahaan Gas Negara (PGN). Nilai aset dan kinerja keuangan PGN akan meningkat signifikan.
(Baca: Ada Kepastian Holding BUMN Migas, Saham PGN Naik 56% dalam 2 Pekan)
Dalam holding ini, PGN akan menjadi anak usaha Pertamina. Sementara anak usaha Pertamina, yang berbisnis gas, yakni PT Pertamina Gas (Pertagas) akan menjadi anak usaha PGN. Dengan begitu, PGN tidak perlu lagi bersaing dengan Pertagas dalam berbisnis gas.
“Dengan adanya holding ini Pertagas bisa masuk ke PGAS. Bisa dikatakan, hampir keseluruhan distribusi gas akan bisa masuk ke dalam PGN,” ujarnya kepada Katadata, Rabu (24/1).
Aset PGN akan naik signifikan setelah mengambil alih Pertagas. Setelah holding BUMN Migas terbentuk, total aset yang dimiliki PGN akan mencapai Rp 100 triliun hingga Rp 115 triliun, dengan penambahan aset dari Pertagas. Dalam laporan keuangan PGN kuartal III-2017, tercatat total asetnya mencapai US$ 6,31 miliar.
(Baca: Skema Penggabungan PGN-Pertagas Belum Final, Valuasi Selesai Maret)
Sementara nilai aset Pertagas pada periode yang sama sebesar US$ 1,87 miliar. Jika ditotal, nilainya mencapai US$ 8,18 miliar atau sekitar Rp 108,90 triliun (dalam kurs US$ 1 = Rp 13.313). Hingga akhir tahun lalu, Pertagas mencatat total asetnya sebesar US$ 1,92 miliar. Sementara PGN masih belum menyelesaikan laporan keuangannya tahun lalu.
Selain aset, masuknya Pertagas juga akan menambah pendapatan dan laba PGN tahun ini. “Setelah konsolidasi bisa sekitar Rp 50 triliun total pendapatan di 2018. Labanya mungkin di sekitar Rp 3,5 trilun,” kata Alfred.
PGN menargetkan bisa meraup pendapatan sepanjang 2017 sebesar US$ 3,12 miliar (Rp 41,5 triliun), dengan target laba US$ 163 juta (Rp 2,17 triliun). Hingga kuartal III, pendapatan perseroan baru mencapai US$ 2,16 miliar dan laba bersih sebesar US$ 97,91 juta.
(Baca: Laba Pertagas Tahun 2017 Berhasil Lampaui Target)
Sementara perolehan laba Pertagas lebik baik dibandingkan PGN. Hingga kuartal III-2017, Pertagas berhasil membukukan laba bersih US$ 111,52 juta, dengan perolehan pendapatan sebesar US$ 463,62 juta. Sementara hingga akhir tahun lalu, total pendapatan Pertagas mencapai US$ 624,58 juta dan laba bersihnya US$ 141,33 juta.
Sementara Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan akan ada peningkatan kinerja di pendapatan bersih PGAS sebesar 15-20 persen. "Kami perkirakan ada peningkatan kinerja di pendapatan bersih sekitar 15 persen sampai 20 persen," ujarnya.