PT Pertamina (Persero) tengah mencari mitra baru di blok East Natuna setelah bubarnya konsorsium akibat mundurnya ExxonMobil dan PTT EP. Ini karena Pertamina masih memiliki komitmen mengembangkan blok tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan saat ini sudah ada perusahaan yang ajukan secara resmi keinginan bergabung di blok East Natuna. “Ada satu perusahaan yang mau masuk konsorsium. Surat sudah kami terima,” kata dia di Jakarta, Kamis (18/1).

Namun, hingga kini nama perusahaannya belum boleh disampaikan karena dikhawatirkan bisa mengganggu strategi bisnis mereka. Yang jelas perusahaan itu bukan lah Mubadala seperti yang disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial.

Selain itu, menurut Syamsu perusahaan yang sudah mengajukan surat itu bukan PetroChina, yang berasal dari Tiongkok. “PetroChina secara surat menyurat pun belum ada,” ujar Syamsu.

Dalam konferensi persnya pekan lalu, Presiden PetroChina Gong Bencai mengatakan perusahaannya tertarik studi bersama dengan Pertamina. Alasannya  pusat riset PetroChina sudah memiliki teknologi untuk memisahkan gas dengan CO2. Teknologi itu kini baru dijajal di blok Jabung, Jambi.

Walaupun baru satu perusahaan yang mengajukan surat bergabung, Pertamina tidak membatasi jumlah kontraktor yang akan digandeng mengembangkan blok East Natuna. Alasannya karena tingkat kesulitan blok tersebut. “Dari kesulitan di situ makin banyak perusahaan makin bagus,” kata Syamsu.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial pernah mengatakan ada beberapa perusahaan yang ingin mengelola blok tersebut. “Perusahaan asal Jepang datang, Tiongkok dan kemungkinan Mubadala. Semua tertarik,” kata dia di Jakarta, Selasa (16/1).

Halaman: