Ekonomi Melambat, PGN Pangkas Belanja Modalnya 40%

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Arnold Sirait
11/10/2017, 11.25 WIB

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (Persero)/ PGN memangkas alokasi belanja modalnya (capex) sebesar 40% untuk tahun ini.  Kebijakan ini sebagai bagian dari upaya efisiensi perusahaan menghadapi perlambatan perekonomian tahun 2017.

Tahun ini belanja modal perusahaan pelat merah itu hanya US$ 300 juta atau sekitar Rp 4 triliun, dari awalnya US$ 500 juta. "Capex digunakan untuk meningkatkan infrastruktur gas bumi, sektor hulu dan bisnis pendukung lain," kata Direktur Komersial PGN Danny Praditya, berdasarkan keterangan resminya, Rabu (11/10).

Di sisi lain, PGN mulai menyasar kawasan industri di tanah air untuk memperluas pemanfaatan gas bumi. Ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk menggenjot peningkatan investasi baru yang terintegrasi dalam satu kawasan.

Danny mengatakan pemanfaatan gas bumi ini bisa memberi keuntungan bagi pelaku usaha karena bisa menekan ongkos produksi. Otomatis mendorong daya saing industri nasional. "Pasokan gas bumi di Kawasan Industri ini adalah upaya kami merealisasikan program konversi energi ke gas bumi," kata dia.

Salah satu upaya itu adalah memperluas jaringan gas bumi ke Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Kawasan yang dikelola oleh PT Modernland Realty Tbk ini menjadi salah satu pasar yang potensial karena dari total lahan 3.175 hektar, sekitar 30 persennya telah dikembangkan.

Di kawasan itu berdiri lebih dari 200 perusahaan baik lokal maupun multinasional. Jenis industrinya pun beragam, mulai dari makanan dan minuman, industri kimia, industri alat berat, hingga material bangunan.

Selain Cikande, PGN juga sudah memasok gas bumi ke Kawasan Industri yang dikelola PT Nusantama Properta Panbil di Batam, Kepulauan Riau. "Penggunaannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas di Kawasan Industri Panbil di Batam," ujar Danny.

Danny mengungkapkan, pasokan gas bumi PGN ke Kawasan Industri Panbil di Batam ini akan berlangsung selama 10 tahun ke depan. Nantinya pasokan gas itu akan berbentuk gas terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) maupun gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG).

PGN dan Nusantama Properta Panbil juga bersepakat memenuhi kebutuhan gas di kawasan industri atau pariwisata yang akan dikembangkan di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.“Nantinya kebutuhan gas buminya akan dipasok oleh PGN, baik untuk kebutuhan bahan bakar listrik sampai memasak," ujar Danny.

Ke depan, PGN akan terus menjalin kerja sama dengan pengelola kawasan industri lainnya dalam pemanfaatan gas bumi. Saat ini PGN Area Tangerang telah membangun dan mengelola jaringan distribusi pipa gas bumi sepanjang 260 kilometer (km).  

PGN juga sedang dalam proses akhir pembangunan pipa proyek CP3B Cikande-Bitung untuk mengalirkan gas ke jaringan Banten Timur. "Jaringan ini kelanjutan dari CP3A Bojonegara-Cikande yang sudah beroperasi sejak 2012 dan ini jadi kelanjutan proyek pipa South Sumatera - West Java atau SSWJ," ujar Danny.

Sementara saat ini, kinerja penyaluran gas bumi PGN sepanjang triwulan III-2017 meningkat sebesar 17% dibandingkan triwulan II-2017. Hal ini akibat eningkatan konsumsi gas baik yang berasal dari sektor industri maupun dari sektor kelistrikan.