BPH Migas Uji Coba Jual Pertalite Lewat Pertashop, Siapkan 100.000 KL

Mela Syaharani
27 Mei 2024, 18:42
pertalite, pertashop, pertamina, bbm,
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/Spt.
Operator melayani pembeli BBM jenis pertamax di pertashop di kawasan lereng gunung Sindoro Desa Sigedang, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (5/8/2023).
Button AI Summarize

BPH Migas mencadangkan sebagian kecil alokasi kuota BBM subsidi Pertalite 2024 untuk penyaluran melalui Pertamina shop atau Pertashop.

“Dicadangkan 100 ribu kiloliter (KL) untuk keperluan penyaluran Pertalite di Pertashop, sehingga kuota yang dialokasikan pada 2024 sebesar 31,60 juta KL,” kata Erika dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Senin (27/5).

Seperti yang diketahui, dalam APBN 2024 pemerintah menganggarkan kuota Pertalite tahun ini sebesar 31,7 juta KL. Namun dengan adanya penganggaran untuk Pertashop, sehingga alokasi penyaluran BBM pertalite hanya 31,6 juta KL.

Erika mengatakan, Pertalite juga masuk dalam BBM subsidi yang volumenya ditetapkan, diatur, dan diawasi oleh BPH Migas. Sejak Januari hingga April 2024, pemerintah telah menyalurkan sebanyak 9.996.475 KL atau 10 juta KL Pertalite.

Melalui jumlah tersebut, hingga April kuota BBM subsidi Pertalite yang telah tersalur sebanyak 31,63% dari kuota yang dialokasikan 31,60 juta KL.

Erika menyampaikan, pertumbuhan konsumsi JBKP Pertalite dari 2022 ke 2023 hanya sebesar 1,8%. Dari 29,49 juta KL pada 2022 menjadi 30,30 juta KL di 2023. Mengacu realisasi penyaluran 2023, kuota JBKP di 2024 ditetapkan sebesar 31,7 juta kiloliter, sedikit lebih rendah dari kuota 2023 sebesar 32,56 juta kiloliter.

Mengenai penjualan Pertalite di Pertashop, Erika mengatakan perlunya perubahan status. “Jadi sebenarnya Pertalite itu akan disalurkan bukan lagi di Pertashop, karena mereka kalau menyalurkan Pertalite harus berubah status menjadi SPBU compact. Itu baru kami uji coba ya, kalau berhasil baru ditambah,” ucapnya.

Erika mengatakan, terdapat 29 pihak yang berpotensi dapat menjual Pertalite setelah berubah statusnya menjadi SPBU compact. Namun dari jumlah tersebut, hanya tersisa 10 pihak yang bisa memenuhi persyaratan dari segi sarana dan prasarananya untuk menjual Pertalite.

Erika menyebut, 10 pihak tersebut saat ini sudah berubah statusnya menjadi SPBU compact. “Jadi dia sudah boleh menyalurkan dan sudah kami siapkan kuotanya,” ujarnya.

Meski baru 10, Erika mengatakan tidak menutup kemungkinan jumlah penyalur Pertalite melalui SPBU compact dapat bertambah. Jika jumlah SPBU kompak meningkat, maka potensi pencadangan kuota Pertalite juga berpotensi bertambah. “SPBU Kompak yang sudah menyalurkan Pertalite baru satu, nanti di bulan Juni,” kata dia.

Sebelumnya pada 2023, PT Pertamina membuka peluang bagi pengusaha Pertashop untuk menjual BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Pertashop yang ingin menjual Solar dan Pertalite setidaknya harus memiliki infrastruktur serupa yang dipasang di SPBU.

Infrastruktur yang dimaksud ialah skema digitalisasi yang memungkinkan Pertashop dapat memantau kondisi stok BBM, penjualan BBM dan transaksi pembayaran. Seluruh data-data tersebut juga dapat diakses secara langsung oleh Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.

Dengan demikian, dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM termasuk yang bersubsidi yaitu Solar dan Pertalite. “Diperlukan infrastruktur yang memadai di Pertashop mengingat untuk pertanggungjawaban terhadap auditor negara,” kata Nicke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Rabu (30/8).

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...