PT Shell Indonesia menyatakan dukungannya atas rencana penerapan bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro 4 di Indonesia mulai tahun depan. Mereka siap menyediakan dan menjual BBM yang lebih bersih dan ramah lingkungan ini di dalam negeri.
"Kami mendukung masuknya Euro 4. Kami siap untuk menyediakan BBM atau bensin (standar Euro 4)," ujar Direktur Ritel dan Cluster General Manager Ritel Indonesia, Singapura, dan Hongkong Shell Indonesia Wahyu Indrawanto saat acara temu media di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Senin (28/8).
(Baca: Kilang Balongan Berhasil Produksi BBM Euro 4)
Wahyu mengatakan Shell sebenarnya telah memproduksi dan medistribusikan BBM untuk mesin diesel dengan standar Euro 5. Namun, khusus di Indonesia, produk ini masih dicampurkan biodiesel sebanyak 20% yang juga untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait program B20.
Dia mengaku pihaknya tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadirkan produk BBM berstandar Euro 4. Shell hanya tinggal mendatangkan produknya dari kilang yang berada di Singapura. "Kami tinggal menyiapkan stok, suplai, dan logistiknya. Harapannya perbedaan harga tidak terlalu banyak," ujar Wahyu.
Sementara itu, Direktur Pelumas Shell Indonesia Dian Andyasuri mengatakan apabila kebijakan ini resmi diterapkan, pihaknya juga akan menyiapkan pelumas yang memiliki standar tinggi untuk mendukung penerapan BBM dengan standar Euro 4 tersebut.
"Kami mendukung transisi ke standar yang lebih tinggi agar makin clean. Kami sudah sangat siap berpartner dengan pemerintah dan manufakturer (produsen ortomotif) untuk melubrikasi standar Euro 4," ujarnya. (Baca: Temui Kalla, Pengusaha Otomotif Bahas Mobil Listrik dan Euro 4)
Selama ini, sebenarnya Shell juga sudah memiliki pelumas yang cocok untuk digunakan di kendaraan atau mesin yang menggunakan BBM standar Euro 4, yaitu Shell Ultra. Namun, khusus untuk mesin diesel, pasokannya masih terbatas karena hanya digunakan oleh bus-bus besar yang kebanyakan memiliki merk Mercedez-Benz.
"Kalau diesel mungkin harus mendatangkan lagi yang selevel Shell Ultra. Bukan tidak ada, tetapi harus mendatangkan stok lebih banyak lagi," ujar Dian.