Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengembalikan proposal rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Kasuri kepada operatornya, Genting Oil. Alasannya, proyek tersebut harus direvisi karena dianggap terlalu mahal.

Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan Genting mengajukan biaya pengeboran  satu sumur pengembangan sebesar US$ 80-85 juta. Biaya ini mengacu harga minyak pada tahun 2012 yang harganya sempat menyentuh US$ 100 per barel, padahal  saat ini hanya sekitar US$ 40-50 per barel. 

(Baca: Pengembangan Blok Kasuri Tersandera Proposal yang Tak Lengkap)

Jadi setelah dievaluasi SKK migas, biaya pengeboran satu sumur pengembangan di blok tersebut bisa lebih murah yakni sebesar US$ 30 juta per sumur. "Kami kembalikan (proposal pengembangan Genting Oil) karena biayanya terlalu mahal," ujar Fatar di Jakarta, Kamis (6/7).

Selain biaya pengeboran sumur, menurut SKK migas instalasi kompresor juga kemahalan. Dalam proposalnya, Genting mengajukan US$ 200 juta. Untuk itu, operator blok tersebut harus mengifisiensikan biaya-biaya yang masuk dalam proposal rencana pengembangan Blok Kasuri.

Dengan adanya revisi tersebut, Fatar memperkirakan proses persetujuan PoD Blok Kasuri akan terlambat. Apalagi​ rencananya tahun ini PoD pertama blok tersebut akan disetujui oleh Menteri ESDM. 

Kendala lainnya dalam pengembangan proyek ini adalah belum adanya pembeli gas dari dalam negeri. Fatar mengatakan industri yang hendak membeli gas dari proyek tersebut meminta harga US$ 3 per mmbtu, namun angka tersebut tidak ekonomis bagi proyek Kasuri.

(Baca: Pupuk Indonesia Negosiasikan Harga Gas Blok Kasuri)

Proyek baru ekonomis jika harga jual gas sebesar US$ 6-7 per mmbtu. Alhasil, selain menyelesaikan merevisi proposal, Genting juga tengah bernegosiasi dengan pembelinya untuk dapat menyerap gas dari blok tersebut.

Ketika berproduksi, Blok Kasuri bisa menghasilkan gas sekitar 285 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Saat ini perusahaan migas asal Malaysia itu telah mengeluarkan investasi US$ 900 juta. Dana tersebut digunakan untuk mengebor 10 sumur eksplorasi pada tiga lapangan di Blok Kasuri, yakni Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.

Pengeboran pertama mulai dilakukan pada 2013. Selain itu Genting juga menemukan cadangan gas baru dari 10 sumur eksplorasi tambahan. Selama ini, Genting Oil sudah mengeluarkan investasi mencapai US$ 400 juta untuk eksplorasi.