Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Italia, Eni akan menyerahkan rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Lapangan Merakes di Blok Sepinggan, Kalimantan Timur. Tujuannya agar lapangan tersebut bisa segera beroperasi.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, rencananya PoD tersebut akan diserahkan sekitar tiga bulan lagi. “Sedang Eni persiapkan untuk diajukan September ini," kata dia kepada Katadata, Senin (12/6).
(Baca: ENI Sukses Mengebor Sumur Merakes-2 di Kalimantan Timur)
Untuk mengajukan PoD, Fatar menjelaskan, Eni tidak perlu mengebor tiga sumur asalkan cadangan migas yang ditemukan sudah bisa dikomersialkan. Sebelumnya, saat masih menjabat Kepala Bagian Humas SKK Migas, Taslim Z. Yunus mengatakan Eni harus mengebor tiga sumur sebelum mengajukan PoD.
Saat ini Eni sudah mengebor dua sumur. Cadangan yang terdeteksi mengandung hidrokarbon di lapangan tersebut mencapai 1,8 triliun kaki kubik (tcf) gas. Namun, SKK Migas masih harus mengevaluasi cadangan tersebut sebelum memberikan sertifikasi atas temuan Eni itu.
Fatar mengatakan, volume gas yang bisa diproduksi dan dikomersialkan mencapai 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Jika tidak ada kendala, gas pertama dari Lapangan Merakes akan mengalir tahun 2019. (Baca: Eni Harus Mengebor Satu Sumur Lagi di Lapangan Merakes)
Produksi Lapangan Merakes nantinya akan terintegrasi dengan unit produksi terapung (floating production unit/FPU) Proyek Jangkrik di Blok Muara Bakau. Alasannya, lokasinya berdekatan dan hanya terpaut sekitar 35 kilometer.
Dengan tambahan gas dari Lapangan Merakes, kapasitas dari fasilitas produksi Jangkrik ini meningkat menjadi 600 mmscfd, dari sebelumnya 450 mmscfd. Selain dari Merakes, fasilitas ini juga akan mendapat tambahan pasokan dari proyek ultra laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) yang dikelola Chevron.
(Baca: Jonan Ingin Produksi Proyek Jangkrik Digenjot Dua Kali Lipat)
Sekadar informasi, Eni merupakan operator Blok Sepinggan di Kalimantan Timur dengan memegang hak kelola sebesar 85 persen. Sisanya dimiliki oleh Pertamina Hulu Energi (PHE). Eni telah beroperasi di Indonesia sejak 2001 dan saat ini memiliki portofolio aset yang besar di eksplorasi, produksi dan pengembangan migas.