Inpex Corporation melakukan survei pasar (market survey) untuk mencari perusahaan yang akan menyusun desain kajian awal (Pre-FEED) proyek pengembangan Blok Masela. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan dilibatkan untuk menentukan perusahaan penyusun desain awal royek tersebut,

"Banyak perusahaan yang responsif ikut survei pasar kami," kata Juru Bicara Inpex Usman Slamet di Jakarta, Jumat (9/6). Sayangnya dia tidak mau menyebutkan jumlah berikut identitas perusahaan yang mengikuti survei tersebut. (Baca: Inpex Cari Perusahaan Garap Desain Kajian Awal Proyek Masela)

Inpex telah membuka survei pasar ini sejak 2 Juni lalu melalui media massa seperti surat kabar. Adapun proses survei pasar ini akan berakhir pada pekan depan, tepatnya tanggal 15 juni 2017. Saat ini Inpex sudah menutup daftar perusahaan yang masih berminat mengikuti survei pasar.

Sebenarnya Inpex sudah mendapatkan restu dari pemerintah untuk mengerjakan proyek tersebut secara langsung. Jadi, Inpex bisa memilih langsung perusahaan yang kompeten menggarap proyek tanpa melakukan tender terbuka. Tujuannya untuk mempercepat pelaksanaan proyek tersebut. (Baca: Luhut Minta Kajian Desain Awal Blok Masela Selesai Tahun Ini)

Usman menjelaskan proses survei pasar yang dilakukannya ini berguna untuk mendapatkan perusahaan yang kompeten melakukan kajian desain awal proyek Masela. Dalam proses survei pasar ini, Inpex juga akan mempertimbangkan perusahaan yang bisa memberikan teknologi untuk pengembangan proyek tersebut. 

Usman mengatakan ada tiga pekerjaan​ dalam yang dikaji dalam proses pre-FEED tersebut. Ketiganya adalah seperti pembangunan fasilitas produksi dan penyimpanan gas terapung atau Floating Production Storage Offloading (FPSO), pipa, hingga kilang gas alam cair (LNG) di darat. 

Inpex telah menetapkan beberapa kriteria perusahaan yang dicari untuk menggarap Pre-FEED ini. Berapa di antaranya, perusahaan tersebut harus mampu mengerjakan beberapa proyek konstruksi migas, seperti kilang gas alam cair dan pemasokannya, fabrikasi, galangan kapal, serta rekayasa pengadaaan dan konstruksi (EPC).  

(Baca: Kementerian ESDM Minta Inpex Segera Mulai Desain Proyek Masela)

Meski begitu, Usman mengaku saat ini masih belum mengetahui perusahaan mana saja yang potensial bisa bekerjasama dengan Inpex menggarap desain awal proyek Masela itu. Yang jelas proses penentuan pemenangnya akan melibatkan SKK Migas. "Kami akan libatkan SKK Migas untuk verifikasi proyek ini," kata dia.

Inpex juga sudah mengajukan Authorization for Expenditure (AFE) kepada SKK Migas. AFE merupakan mekanisme pengendalian pembelanjaan berbasis proyek. AFE menyediakan informasi bagi SKK Migas untuk melakukan analisa, evaluasi, persetujuan, dan monitoring biaya proyek yang diusulkan oleh kontraktor migas.  

Saat ini SKK Migas belum memutuskan berapa anggaran yang disetujui. Usman juga belum mau menjelaskan berapa biaya yang diajukan Inpex untuk menggarap proses Pre-FEED pengembangan Blok Masela. (Baca: Kajian Desain Awal Proyek Masela Dilakukan Satu Tahap)

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, anggaran pre-FEED yang telah disetujui untuk skema pengembangan di darat pada Rencana Kerja dan Anggaran 2017 adalah US$ 25,7 juta dengan perkiraan man-hours sejumlah 114.200. Jumlah ini hanya untuk satu konsep pengembangan dengan satu lokasi.

Mengacu surat perintah dari SKK Migas kepada Inpex beberapa waktu lalu, Inpex diminta mengerjakan Pre-FEED dalam satu tahap yang sudah ditentukan kapasitas produksi dan lokasinya. Adapun saat ini ada tiga opsi lokasi pembangunan kilang darat yang akan dipilih.