PT Pertamina (Persero) tanpa perantara bisa membeli minyak mentah dari perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), yaitu ADNOC. Hal tersebut dimungkinkan berkat kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan UEA.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kerja sama itu tidak cuma pembelian minyak mentah namun juga elpiji. “Pembelian langsung elpiji dan minyak mentah dari ADNOC ke Pertamina diharapkan tidak melalui pihak ketiga,” kata dia berdasarkan siaran persnya, Kamis (18/5).
(Baca: Mau Investasi Rp 67 Triliun, Uni Emirat Arab Minta Jaminan Pemerintah)
Meski sudah ada pembicaraan kerja sama tersebut, Vice President (VP) Integrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba belum mengetahui volume minyak mentah dan elpiji yang akan diimpor. “Masih prinsip antara kedua pemerintah dulu. Belum bicara detail,” kata dia kepada Katadata, Jumat (19/5).
Seperti diketahui, Menteri ESDM memimpin delegasi Indonesia pada “The Second Republic of Indonesia-United Arab Emirates Economic Task Force” di Jakarta, Kamis, (18/5). Sedangkan UEA dipimpin oleh Menteri Energi UEA Suhail Mohamed Al Mazroei.
The Second Republic of Indonesia-United Arab Emirates Economic Task Force ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang berlangsung di Abu Dhabi, 17 Januari lalu. Ruang lingkup kerja sama meliputi bidang migas, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, pelabuhan, penerbangan, pertanian, kerja sama ekonomi dan lainnya.
(Baca: Pengusaha Arab Urungkan Rencana Investasi di Kawasan Wisata)
Hasil pembahasan pada pertemuan kali ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan di pada level yang lebih tinggi. Forum itu yakni First Joint Committee Meeting yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung tidak kurang dari tiga jam tersebut, UEA juga menyatakan minatnya bekerja sama dengan Pertamina mengelola wilayah kerja yang baru ditugaskan pemerintah. “Jadi ada 10 wilayah migas, segera saja bicara di level selanjutnya business to business”, ujar Jonan.
(Baca: Minyak Impor dari Iran Hanya 10 Persen Bisa Diolah di Kilang Cilacap)
Menteri ESDM berharap rencana kerjasama ini berjalan lancar dan efisien, Apalagi, perusahaan migas asal UEA, yakni Mubadala juga telah mengelola lapangan migas Ruby di Selat Makasar.