PT Sugih Energy Tbk melalui anak usahanya yaitu Eastwin Global Investments Ltd meminjam US$ 41 juta dari Mandala Funding (Caymans) Ltd. Pinjaman ini untuk membiayai peningkatan produksi Blok Lemang dan operasional, khususnya Lapangan Aktara
Presiden Direktur Sugih Energy Supriyanto menjelaskan pemberi utang ini, Caymans, adalah bagian dari Mandala Energi Limited yang merupakan mitra Eastwin di Blok Lemang. Sugih memiliki hak kelola di blok tersebut sebanyak 34 persen dan Mandala Energi sebesar 35 persen. Kepemilikan terbesarnya dipegang PT Hexindo Gemilang Jaya, yang sekaligus sebagai operator Blok Lemang.
Caymans memberikan waktu lima tahun kepada Eastwin untuk melunasi utang tersebut. Mekanisme pembayarannya melalui pengambilan sebagian hasil produksi Blok Lemang milik Sugih Energi kepada Mandala. "Dengan adanya fasilitas financing ini, rencana kami ingin meningkatkan produksi di Blok Lemang dengan target 1.500 barrel oil per day (bopd)," ujar Supriyanto saat konferensi pers, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (27/2).
(Baca: 2015, Pendapatan Sugih Energy Meningkat 800 Kali)
Blok Lemang telah berstatus produksi sejak November 2016, yang ditopang oleh Lapangan Akatara. Hingga saat ini, produksi Lapangan Akatara baru mencapai 300 bopd. Dengan modal pinjaman ini, Sugih menargetkan, lapangan tersebut bisa memproduksi 1.500 bopd pada akhir tahun 2017. Kemudian meningkat menjadi 10.000 bopd pada 2022.
Direktur Sugih Energy Andhika Anindyaguna mengatakan karena produksinya masih rendah, minyak dari Blok Lemang didistribusikan melalui truk-truk tanki ke pusat pengolahan di Plaju dan lokasi penjualan untuk ekspor.
Seiring dengan target peningkatan produksi ini, Sugih telah berkomitmen membangun pipa dari lokasi sumur sampai ke tempat pengolahan terdekat dan ke tempat penjualan untuk ekspor. "Kemungkinan pipanya kita mulai bangun tahun depan. Panjangnya sekitar 50-70 Km," ujar Andhika.
Wakil Presiden Direktur Sugih Energy Rahman Akil menambahkan pinjaman akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Blok Lemang tahun 2016 dan 2017. Dia merinci, sekitar lebih dari US$ 20 juta untuk pengembangan tahun ini. Kemudian, US$ 11 juta untuk membiayai operasional yang telah dikeluarkan pada tahun lalu dan sisanya sekitar US$ 8 juta untuk melunasi utang perusahaan.
"Jadi, ini pinjaman seperti project financing, dibayar melalui produksi minyak. Ini menunjukan kepercayaan kepada Sugih dan aset di Lemang itu sendiri. Kami sangat percaya diri bisa meningkatkan produksi," ujarnya. (Baca: Transaksi Gas Sugih Energy-Bumi Siak Pusako Terganjal Harga)
Dalam rencana kerja dan anggaran (WPNB) yang sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), biaya pengembangan Blok Lemang sebesar US$ 45-50 juta. Pembiayaannya akan ditopang oleh ketiga pihak yang juga memiliki hak lelola di Blok Lemang ini.
Sebagai informasi, di Blok Lemang tidak hanya terdapat Lapangan Akatara. Namun, saat ini wilayah kerja yang sudah berstatus produksi yaitu Lapangan Selat Panjang. Sementara aset lainnya yang ada di Blok Lemang yaitu wilayah kerja Kalyani dan Selat Panjang Non konvensional yang masih berstatus eksplorasi.