Rencana pengembangan Blok Kasuri di Papua terhambat. Jelang tutup tahun 2016, operator Blok Kasuri Genting Oil belum juga mendapatkan pembeli gas dari hasil produksi blok migas ini. Padahal Genting Oil menargetkan Blok Kasuri bisa mulai memproduksi gas pada 2019.
Aspek komersialitas seperti komitmen dari pembeli merupakan faktor penting yang harus diselesaikan operator blok migas, sebelum mendapat persetujuan Perencanaan Lapangan (Plan of Development/PoD) dari pemerintah. Makanya Genting Oil harus segera mendapatkan pembeli gas agar pengoperasian Blok Kasuri bisa sesuai target.
Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Taslim Z.Yunus mengatakan sebelumnya SKK Migas telah berencana untuk mempercepat monetisasi gas Blok Kasuri. Salah satu caranya dengan swap atau menukar alokasi gas dari Tangguh ke Blok Kasuri, yakni alokasi gas untuk PT Pupuk Indonesia (Persero) diambil dari Blok Kasuri.
SKK Migas merencanakan skenario swap tersebut lantaran BP memiliki kewajiban memasok memasok gas ke pabrik pupuk setelah 2-3 tahun train 3 berproduksi, atau pada tahun 2023. Gas yang akan di-swap sekitar 100 sampai 200 juta kaki kubik per hari (mmscfd). (Baca: SKK Migas Akan Tukar Alokasi Gas Tangguh dengan Blok Kasuri)
Sayangnya rencana tukar alokasi gas antara BP Indonesia dengan Genting Oil itu batal. Penyebabnya adalah Pupuk Indonesia baru bisa menyelesaikan proyeknya pada 2022. Padahal Genting Oil menargetkan Blok Kasuri bisa menghasilkan gas (on stream) pada 2019.
"Kelihatannya Genting enggak bisa swap. Karena Pupuk Indonesia masih lama dan Tangguh sudah on stream," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (22/12).
SKK Migas masih berharap Pupuk Indonesia bisa lebih cepat merampungkan proyeknya tiga tahun lebih awal. Sehingga proses monetisasi gas Blok Kasuri dapat berlangsung cepat dan sesuai target. (Baca: SKK Migas Sebut BP Tertarik Beli Hak Kelola di Blok Kasuri)
Sebenarnya Genting Oil sudah mendapatkan beberapa calon pembeli seperti LG dan Ferrostaal. Bahkan tidak menutup kemungkinan monetisasi gas dari Blok tersebut akan memakai skenario fasilitas pengolahan gas alam cair secara terapung (FLNG), supaya dapat mendekatkan alokasi
gas kepada pembeli melalui kapal.
"Ada usulan untuk FLNG di pinggir pantai, jadi kalau sudah habis tinggal ditarik gitu kapalnya," ujar dia. Menurutnya, Genting Oil juga tidak mempermasalahan usulan-usulan tersebut, selama aspek komersial Blok Kasuri terpenuhi.
Adapun kajian aspek subsurface dan fasilitas produksi yang akan dibangun di Blok Kasuri sudah selesai dibahas dalam PoD. Sehingga prosesnya tinggal menunggu kajian komersialitas blok tersebut. Jika tidak ada kendala, kata Taslim, penandatangan PoD Blok Kasuri secara perdana akan dilakukan Menteri ESDM pada Januari 2017. (Baca: Rencana Pengembangan Blok Kasuri Terkendala Harga Gas)
Sebagai informasi, Blok Kasuri akan memproduksi gas sekitar 285 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Perusahaan migas asal Malaysia itu telah mengeluarkan investasi US$ 900 juta. Dana tersebut digunakan untuk mengebor 10 sumur eksplorasi pada tiga lapangan di Blok Kasuri, yakni Lapangan Merah, Lapangan Asap, dan Lapangan Kido.