PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN menyatakan ada lonjakan tagihan listrik pelanggan pada bulan ini. Hal itu terjadi karena konsumsi listrik selama Work From Home (WFH) meningkat tajam.
Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono menyampaikan dari jumlah pelanggan pasca bayar sebesar 34,5 juta, tercatat hanya 4,3 juta yang mengalami lonjakan tagihan di atas 20%. Dari 4,3 juta pelanggan tersebut, terdapat 6% atau 258 ribu pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan hingga 200 persen.
"Kenaikkan tagihan listrik terbanyak antara 20 sampe 50 persen itu jumlahnya 2,4 juta pelanggan," ujar Yuddy dalam diskusi online pada Senin (8/6).
Dia pun menyebut lonjakan kenaikan listrik terjadi karena bulan lalu bertepatan dengan Ramadan. PLN mencatat konsumsi listrik selama Ramadan cukup tinggi dibandingkan biasanya.
(Baca: Tagihan Listrik Melonjak Lagi, PLN Dituntut Transparan)
(Baca: Tagihan Listrik Melonjak, PLN Longgarkan Skema Hitungan Pembayaran)
Kemudian, PLN mencatat tagihan listrik menggunakan rata-rata pemakaian tiga bulan terakhir. Hal itu berlaku sejak tagihan Maret 2020 atau saat dimulainya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Meski begitu, dirinya memberikan solusi kenaikkan tagihan listrik pelanggan. Salah satunya yaitu pelanggan dapat mengangsur tagihan selama tiga bulan.
Skemanya dengan membayar 40% jumlah kenaikkan tagihan pada bulan ini. Sisanya atau sebesar 60% dibayarkan selama tiga bulan ke depan.
"Dengan skema angsuran itu bisa meringankan pelanggan," ujarnya.
(Baca: Menilik Penyebab Kenaikan Tagihan Listrik di Juni 2020)